Selasa, 31 December 2024 04:20 UTC
Peternak, Sujik, memberi makan rumput ke sapi yang terjangkit PMK, Selasa pagi, 31 Desember 2024. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) kembali menyerang. Sejak sepekan terakhir, sebanyak delapan sapi mati di Desa Madureso, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Beberapa sapi yang terserang PMK tidak mau makan dan peternak harus menyuapi makan sapinya setiap hari.
Kepala Desa Madureso, Suwarno, mengatakan terhitung sejak minggu lalu, hewan ternak warga di Dusun Gogor banyak yang mati akibat terserang penyakit hewan tersebut.
"Total ada delapan sapi di Desa Madureso yang mati karena diserang PMK. Ini dalam satu minggu," katanya, Selasa pagi, 31 Desember 2024.
Ia merinci ada lima ekor sapi yang mati akibat PMK di Dusun Gogor, dua ekor di Dusun Guyangan, dan satu ekor di Dusun Madureso.
BACA: Ratusan Sapi di Ngawi Alami PMK, Dinas Peternakan Periksa Setiap Sapi di Pasar Hewan
"Semua yang mati milik warga dan dari empat dusun," kata Suwarno.
Salah satu pemilik sapi, Sujik, mengatakan sapi yang terjangkit penyakit yang disebabkan apthovirus itu sebanyak tiga ekor. Hewan mamalia yang ada di kandangnya tersebut sudah terpapar PMK sejak Selasa 23 Desember 2024.
Sejak saat itu pula, tiga ekor sapinya mulai mengalami penurunan nafsu makan, lidah berjamur, hidung mengeluarkan cairan, dan mengeluarkan air liur berlebih.
"Sudah dari Selasa minggu lalu. Mulai tidak mau makan, area mulut dan lidah seperti sariawan gitu," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, ia dan istrinya memberi makan sapi-sapi yang terjangkit PMK dengan cara menyuapi rerumputan ke dalam mulut secara langsung setiap hari.
"Ya, tiap hari saya sama istri ngasih makan langsung gini ini. Dari pagi sampai siang. Nanti malam lagi ke sini lagi sampai jam 11 malam," kata Sujik.
Selain itu, ia juga mengolah ramuan atau jamu dari bahan-bahan herbal, seperti kunyit, temulawak dengan tambahan madu, dan telor ayam kampung yang dianggap sebagai penjaga imun ternak berkaki empat itu.
BACA: Cegah PMK dan LSD, Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Imbau Hewan Ternak Divaksin
"Supaya daya tahan tubuhnya tetap kuat dan bisa tetap bertahan hidup (melalui masa terinfeksi virus)," kata Ketua Kelompok Petani Jaya ini.
Menurutnya, ia telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pengobatan sapi yang mengalami PMK. Dinas Peternakan akan memantau dan memberi obat selama masa inkubasi.
"Sudah, tapi terbatas tidak bisa melangkah ke kandang-kandang lain, karena pemilik kandang lain tidak mau dimasuki orang-orang yang pernah masuk ke kandang yang terpapar," ujarnya.
Bahkan, sejumlah peternak memilih untuk memotong sapi yang terpapar PMK agar tak rugi karena harga sapi akan jatuh jika terpapar PMK.
"Daripada merugi banyak, akhirnya sudah ada yang dipotong paksa sama peternak. Dagingnya masih bisa digunakan," katanya.
