Rabu, 27 February 2019 03:15 UTC
Ilustrasi: Pixabay.com
JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicolas Mandey menyebutkan tingginya pertumbuhan e-commerce atau belanja daring belum menggerus ritel di Indonesia. Transaksi offline atau bertemu langsung diklaim masih mampu tumbuh di atas 10 persen.
"Pendapatan e-commerce pertumbuhannya memang bisa sampai 40 sampai 45 persen. Tetapi jika dibandingkan transaksi yang dilakukan di offline, online belum mencapai 10 persen. Masih sekitar 8,5 persen," ujar Nicolas dalam kesempatannya di Surabaya, Selasa 26 Februari 2019.
BACA JUGA: Bentuk Tim Siber, BPOM Awasi Kosmetik Ilegal di E-commerce
Ia menyebut bahwa masyarakat masih lebih suka berbelanja secara langsung ketimbang daring.
Budaya mencoba sebelum membeli, memegang langsung kualitas barang dan memadukan antara barang yang telah dimiliki sebelumnya membuat pembelian offline masih banyak diminati.
"Jadi budaya belanja online itu baru di level milenial, belum di level masyarakat Indonesia secara menyeluruh," tuturnya.
BACA JUGA: Pedagang E-Commerce Tak Wajib Miliki NPWP
Yang justru menjadi kendala, lanjut Nicolas adalah Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Aprindo berharap agar revisi perpres segera rampung.
Ada isi dalam perpres yang dianggap Nicolas menghambat toko ritel modern. Yakni penataan berdasarkan rencana tata bangunan lingkungan (RTBL). Nicolas menilai aturan tersebut membelenggu pengembangan toko ritel modern.
Di satu sisi, dari 516 kabupaten/kota, baru 40 daerah yang memiliki RTBL. Sehingga penerapan perpres ini dinilai belum optimal. "Bisa direvisi misalnya dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) atau zonasi," katanya.
BACA JUGA: Garap E-commerce Facebook Akuisisi GrokStyle
Nicolas mencatat, sepanjang 2018, pertumbuhan ritel di Indonesia mencapai 9 persen. Tahun ini dengan adanya pemilihan umum ditargetkan lebih besar lagi, 10 sampai 11 persen.
Peningkatan signifikan terjadi di kuartal I. Aprindo mematok dapat tumbuh 15 persen. Angka tersebut kalau dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mampu 8 persen, cukup besar. "Secara keseluruhan peningkatannya itu biasanya di kuartal pertama," sebutnya.