
Reporter
DiniRabu, 21 Agustus 2019 - 10:32
Editor
Rochman Arief
BUKAN DIANIAYA. Pengurus Ponpes Mamba'ul Ulum menegaskan santri yang meninggal disebabkan kebutuhan khusus. Foto: Karina Norhadini.
JATIMNET.COM, Mojokerto – Salah satu pengurus Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum putri, Annisatul Fadilah menegaskan bahwa kematian santrinya, AR (16) bukan karena aksi kekerasan seniornya.
Menurutnya, meninggalnya AR diduga karena terjatuh dari ketinggian 10 meter. Sebab korban merupakan anak berkebutuhan khusus.
“Mungkin dia ngantuk dan kelelahan setelah mengikuti lomba gerak jalan sebelumnya,” terang Annisatul Fadilah kepada Jatimnet.com, Selasa 20 Agustus 2019.
BACA JUGA: Santri PP Mamba’ul Ulum Mojokerto Dianiaya Senior hingga Meninggal
Dugaan jatuh itu setelah dia mendapat laporan dari ustaz sekitar pukul 03.00 WIB, yang menerangkan ada santri terjatuh. Kabar tersebut langsung mengantar santrinya ke RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari.
“Tapi di tempat tersebut peralatan medisnya tidak lengkap yang menyebabkan AR dirujuk ke RS Sakinah Mojokerto,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pengurus Pondok Bantah Santrinya Meninggal Dianiaya Senior
AR diketahui seorang anak yatim dan baru satu bulan di ponpes Mamba'ul Ulum Mojokerto. “Dia anak yatim. Kebutuhan sehari-harinya ditanggung pondok, begitu juga dengan uang sakunya,” Anissatul menambahkan.
Sedari kecil AR dititipkan ke keluarganya di Sidoarjo. Namun sejak kelas 1SD korban dititipkan di panti asuhan. Namun baru bulan Juli kemarin dia bergabung dengan ponpes Mamba'ul Ulum.