Minggu, 12 November 2023 07:15 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Mojokerto -
Sejumlah pengrajin tempe di Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor.
Mereka terpaksa mengurangi adonan kedelai yang seharusnya menjadi bahan pokok dari olahan tempe tersebut.
Abdul Hadi (47) pengrajin tempe asal Tambakagung, Kecamatan Puri, mengaku mengurangi adonan bahan pokok kedelai.
"Ya isinya (adonan) dikurangi, biasanya cetakannya isi 8 sekarang diisi 7 canting," ungkapnya, Minggu (12/11/2023).
Menurutnya, hal ini terpaksa dilakukan untuk menutupi biaya produksi lantaran harga kedelai saat ini naik.
"Ya untuk menyiasati biaya produksinya harga kedelai sekarang," tambahnya.
Saat ini harga kedelai impor dari Amerika mencapai Rp12.500, naik dibanding sebelumnya Rp10.000 per kilogramnya.
"Ada kenaikan Rp2.500 ya lumayan terdampak," tuturnya.
Dalam membuat tempe, ia dibantu anak dan istrinya serta dua karywan imemproduksi 150 kilogram bahan matang tempe dengan berbagai macam ukuran.
"Dijual di pasar Mojosari dan pasar Tangunan," paparnya.
Masih kata Cak Dul sapaan akrabnya, penjualan di pasar pun menurun dampak kenaikan harga kedelai ini, namun ia tak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga tersebut.
"Selama ini penjualan kedelai naik penjualannya merosot, tidak tau kenapa alasanya," pungkasnya.
Dampak dari kenaikan harga kedelai ini juga diungkapkan Istri Abdul Hadi (47) senada Fidayanti (43) juga menuturkan jika penghasilanya selama dua bulan terakhir ini berkurang.
"Yang jelas berkurang, kalau biasa dapat untung Rp300 ribu ya berkurang Rp100 ribu mas," cetusnya.