
Reporter
M. Khaesar Januar UtomoMinggu, 7 April 2019 - 14:31
Editor
Dyah Ayu Pitaloka
Ilustrasi Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya - Pengamat politik dari Universitas Airlangga (UA) Surabaya, Suko Widodo, menilai adanya selisih konsep atau kurangnya komunikasi politik dalam koalisi 02.
Analisis ini muncul mengikuti surat terbuka dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), merespon kampanye akbar Paslon 02 di Gelora Bung Karno Jakarta, yang dinilai tidak inklusif.
"Surat itu merupakan peringatan dari pak SBY agar dalam kampanye akbar itu tidak terjebak dalam politik identitas," ucapnya saat dihubungi Jatimnet, Minggu 7 April 2019.
Suko menilai, jika peringatan itu wajar dilakukan SBY, lantaran presiden ke 6 itu sudah mengenal karakter pemilih bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Koalisi 02 Retak, SBY Sebut Kampanye Prabowo Tak Inklusif
"Karena memang pemilih di Indonesia ini beragam, jadi wajar saja jika surat itu keluar dari SBY," ucapnya.
Menurutnya, SBY mengingatkan agar Paslon 02 menggelar kampanye akbar secara nasionalis.
"Karena bagaimana pun Indonesia bukan milik golongan agama tertentu, jadi kondisi ini yang membuat SBY mengingatkan koalisi yang tergabung untuk tidak terjebak di politik identitas golongan tertentu saja," ucapnya
Namun, Suko berpendapat jika surat terbuka tersebut tidak perlu keluar hingga ke publik maupun media.
BACA JUGA: BPP Harus Cari Sosok Pengganti SBY
"Bagaimana pun itu harus ada komunikasi tersendiri untuk koalisi yang ada di pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02," ucapnya.
Dengan adanya surat terbuka itu, seharusnya menjadi pembelajaran untuk koalisi yang ada, sehingga bisa membenahi kampanye akbar yang lebih nasionalis.
"Ini juga untuk kemajuan dari koalisi tersebut," ucapnya.
Ia melanjutkan, jika koalisi dari pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mengikuti nasihat dari surat terbuka SBY itu, dapat berdampak positif pada pemilih.
BACA JUGA: Sandiaga Serahkan Kesehatan Prabowo ke Tim Pemenangan
"Jika diikuti akan berdampak.baik pada koalisi tersebut," jelasnya.
Namun, surat terbuka itu tidak berdampak pada peningkatan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.
"Tapi pemilih akan melihat ada ketidaksiapan koalisi ini untuk menyiapkan semuanya," ucapnya.