Logo

BPP Harus Cari Sosok Pengganti SBY

Reporter:,Editor:

Senin, 04 March 2019 13:08 UTC

BPP Harus Cari Sosok Pengganti SBY

Direktur Survey Surabaya Center Mochtar W. Oetomo. Foto: IST

JATIMNET.COM, Surabaya – Mundurnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai tim sukses Calon Presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberikan pekerjaan rumah pagi Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jawa Timur.

Salah satu langkah yang harus dilakukan BPP mencari sosok pengganti agar tetap mempertahankan elektabilitas capres nomor urut 02 tersebut. Dengan mundurnya SBY memberi dampak yang tidak kecil bagi perjalanan kontestasi Pilpres 2019.

Seperti dikatakan Direktur Surabaya Survei Center (SSC) Mochtar W. Oetomo bahwa Jawa Timur sebagai kantung suara Partai Demokrat tentu sangat berpengaruh dengan mundurnya SBY.

BACA JUGA: Kritik Gerindra, Kogasma Partai Demokrat: Partai Prioritas Pertama

"Tinggal BPP bagaimana menyikapi mundurnya SBY. Seperti apa tambal sulam yang dilakukan nantinya,” ujar Mochtar saat dihubungi melalui selulernya, Senin 4 Februari 2019.

Beberapa daerah seperti Pacitan dan Magetan memang menjadi kantung suara partai berlambang bintang mercy maupun capres yang diusung. Karena itu harus segera ada pengganti sosok dari partai untuk mempertahankan elektabilitas Prabowo-Sandi. Jika tidak ingin tergerus pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

SBY selama ini sangat tegas berkampanye di wilayah Mataraman. Pemetaan yang dilakukan SSC, selain Ponorogo dan Magetan, suara Demokrat cukup banyak di Mojokerto, Jombang, Madiun, Madura dan Banyuwangi. Cukup efektif gerakan yang dilakukan SBY di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Hasil Tes Urine Andi Arief Mengandung Metaphetamine

“Tapi dengan pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyatakan Demokrat di tengah dan fokus pada pileg. Tentunya volume dan kuantitas Prabowo-Sandi berpengaruh," bebernya.

Sementara soal suara Partai Demorkrat, Mochtar mengaku itu salah satu strategi. Sehingga sah-saja jika di menit akhir partai pimpinan SBY itu melalukan manuver memilih konsen di Pileg. Tujuannya agar partai tetap masuk dalam parlemen.

"Sah-sah saja. Semua partai pengusung juga melalukannya. Sebut saja Golkar, PPP, dan PKB juga melakukan strategi yang sama. Karena pertarungannya ini tidak mudah," tandasnya.