Kamis, 15 November 2018 02:23 UTC
Agus Harimurti Yudhoyono. Desain Grafis: Cheppy
JATIMNET.COM, Jakarta - Juru Bicara Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Putu Supadma Rudana mengkritik pernyataan Sekretaris Jenderal partai Gerindra, Ahmad Muzani ihwal janji Komandan Kogasma, Agus Harimurti Yudhoyono bersafari dengan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno.
Melalui rilis yang diterima JATIMNET, Rabu, 14 November 2018, Supadma Rudana menuding Ahmad Muzani memberikan informasi yang tidak utuh, tendensius dan menyesatkan publik serta berusaha menyeret Komandan Kogasma PD pada persoalan yang tidak produktif.
Menurut Supadma, dalam pertemuan AHY dengan Sandiaga Uno di Kediaman Mega Kuningan Timur, 12 September 2018, Sandiaga berjanji banyak hal dihadapan Bapak SBY dan Bapak Prabowo Subianto. Setelah berjanji banyak hal, Sandiaga Uno meminta kesediaan AHY untuk ikut bersafari dengan Sandiaga Uno.
AHY kemudian menyanggupi walaupun tidak ditentukan waktunya kapan. "Hingga hari ini, Sandiaga Uno bukan hanya tidak ada itikad baik untuk menepati janji-janjinya itu, tetapi juga tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Mas AHY," kata Rudana.
Sementara itu, keseriusan AHY untuk membantu Pasangan Capres Cawapres Prabowo Subianto sudah dibuktikan dengan kesediaannya sebagai Anggota Dewan Pembina Tim Pemenangan. "Pertanyaan terbesar kami, seberapa serius Sandiaga Uno berjuang untuk menang ketika duduk bersama antara para Anggota Dewan Pembina saja tidak pernah dilakukan, sehingga tidak jelas siapa akan berbuat apa," ujar Rudiana.
AHY sebagai Komandan Kogasma, ujar Rudiana, terbiasa berpikir dan bertindak sistematis. Sebelum eksekusi lapangan, selalu ada perencanaan dan persiapan yang matang. "Beliau meyakini, persiapan yang baik adalah 50 persen kemenangan," ujarnya.
Di sisi lain, saat ini, AHY juga tengah sibuk turun ke lapangan guna mengonsolidasikan suara Partai Demokrat. Dalam berbagai survei, alasan rakyat memilih partai politik karena faktor figur nasionalnya menjadi justifikasi yang cukup kuat mengapa saat ini AHY rajin turun ke lapangan bersama Kader Partai Demokrat.
"Jadi prioritas pertama ada pada partai baru kemudian Capres-Cawapres," katanya. Hal ini dilakukan bukan hanya oleh Partai Demokrat, tetapi juga oleh partai-partai lainnya. "Inilah pertama kalinya Pileg dan Pilpres dilakukan bersamaan, sehingga bagi Partai yang tidak memiliki Capres Cawapres harus bekerja keras karena tidak memiliki pengaruh langsung dan efek elektoral," ujarnya.
Rudiana juga mengatakan pihaknya menyadari pasangan Capres Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sangat mengharapkan bantuan Susilo Bambang Yudhoyono dan AHY untuk menaikkan elektabilitas mereka yang cenderung stagnan.
"Di lapangan, kesukaan dan dukungan rakyat kepada AHY-SBY ini cukup tinggi," katanya. Untuk itu, jika benar pasangan ini serius untuk menang, maka janji-janji yang pernah diucapkannya agar direalisasikan, bukan janji dibayar dengan janji.
Rudiana juga meminta kepada Partai Gerindra agar tidak banyak mengeluh kepada publik dan meminta partai lain untuk melakukan ini itu karena hanya akan membuka aib Partai Gerindra sendiri. "Sebagai bagian dari koalisi, kami mengajak duduk bersama untuk merealisasikan janji-janji yang sudah dibuat oleh Pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," katanya.
Intinya, Kogasma mendesak untuk segera dilakukan konsolidasi agar pekerjaan dan hasilnya lebih produktif. Menurut Rudiana optimisme yang ingin dibangun adalah merealisasikan janji-janji Prabowo-Sandi kepada Partai Koalisi merupakan hal yang utama sebelum berjanji kepada rakyat dan kemudian merealisasikannya.
Jika berjanji kecil kepada “rakyat terdekat” saja tidak mampu direalisasikan, kata dia, bagaimana dapat mewujudkan banyak janji kepada rakyat luas. "Jangan nodai rakyat dengan janji-janji. Berikan bukti, dan bukan janji.," katanya.