Minggu, 11 September 2022 23:00 UTC
Ilustrasi penganiayaan
JATIMNET.COM, Surabaya – Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea menyatakan ada fakta baru dalam dugaan penganiayaan yang mengakibatkan meninggalnya seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo meninggal dunia.
Fakta baru itu tentang keterlibatan seorang dokter dalam pembuatan surat keterangan dokter saat pemulangan jenazah ke orang tuanya di Palembang, Sumatera Selatan.
“salam hotman 911, kasus kematian seorang santri di pesantren Darussalam Gontor pada waktu jenazah diantarkan ke ibunya dilengkapi dengan surat keterangan dokter yang ditandatangani oleh dokter berinisial MH di Rumah Sakit Yasyfin Darussalam Gontor yang menyebutkan bahwa penyebab meninggalnya almarhum adalah karena sakit," ujarnya seperti dikutip dalam unggahan video di akun instagram @hotmanparisofficial, Sabtu (10/9/2022).
BACA JUGA : Masih Saksi, Pelaku Penganiayaan Santri Gontor Didampingi Petugas Perlindungan Anak
Namun, lanjut Hotman, ibu santri tersebut menaruh kecurigaan pada jenazah anaknya. Pasalnya, pada bagian tubuh dan kepala terdapat banyak darah.
"Tapi karena ibunya melihat banyak darah di bagian belakang tubuh dan di bagian kepala ibunya tidak percaya, maka ibunya berjuang selama dua minggu untuk mengetahui apa penyebab meninggalnya anaknya," lanjutnya.
Namun, perjuangan sang ibu tak kunjung membuahkan hasil. Ia hanya mendapat jawaban yang sama, yakni anaknya meninggal karena sakit. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Hotman Paris di Palembang.
"Setelah diserahkan oleh Hotman, akhirnya terbongkarlah penyebab kematiannya adalah bukan karena sakit tapi karena korban pengeroyokan," ujar Hotman.
BACA JUGA : Pengurus Pondok Gontor Secara Tegas Akui Ada Kekerasan Penganiayaan Terhadap Santri
Hotman pun meminta kepada Kapolres Ponorogo agar segera memeriksa dokter berinisial MH yang menandatangani surat tersebut yang menyebutkan sakit. Selain itu juga oknum yang meminta pembuatan surat tersebut.
"Karena surat tersebut juga isinya palsu," imbuhnya.
Hotman juga meminta agar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) segera memeriksa dokter berinisial MH dari Rumah Sakit Yasyfin Darussalam Gontor.
Suara.Com