Logo

Pemkot Malang Sediakan Rp4,2 Miliar Untuk Kendalikan Penyakit

Reporter:

Selasa, 26 February 2019 02:55 UTC

Pemkot Malang Sediakan Rp4,2 Miliar Untuk Kendalikan Penyakit

no image available

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Kota Malang menyediakan anggaran sebesar Rp4,2 miliar untuk program pencegahan dan pengendalian berbagai penyakit tahun 2019. Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) memakan porsi paling besar dari anggaran tersebut.

"Dari Rp4,2 miliar yang dianggarkan dalam APBD 2019, kebutuhan terbesar untuk pengendalian, pencegahan sekaligus menekan penyebaran DBD. Hanya saja, pencegahan dan pengendalian itu justru fogging kami kurangi," katanya Selasa 26 Februari 2019.

Ia mengaku lupa berapa persen serapan anggaran untuk DBD. Namun menurutnya bentuk pencegahannya tidak banyak melibatkan proses fogging.

BACA JUGA: Hingga Februari, Jumlah Kasus DBD di Jember Mencapai 148

Pencegahan DBD lebih menurutnya dilakukan pada upaya pengendalian jentik nyamuk. Sementara fogging merupakan langkah terakhir yang dilakukan untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti.

"Kami tidak menyarakan penggunaan fogging. Sebenarnya itu merupakan langkah paling akhir yang dilakukan," tuturnya.

Fogging selain bisa merusak lingkungan, juga mengganggu kesehatan manusia. Fogging merupakan cara membunuh nyamuk dengan menggunakan cairan yang disemprot dalam bentuk asap. Cairan tersebut mengandung bahan kimia yang akan berdampak pada lingkungan.

BACA JUGA: DB Marak, Permintaan Trombosit Di Tulungagung Meningkat

Jika fogging dilakukan sembarangan justru berpotensi membuat nyamuk kebal.  Fogging juga bisa memberikan perubahan genetik pada nyamuk.

"Justru setelah fogging, dengan kandungan kimia berupa malation, bisa membuat nyamuk Aedes aegypti bisa lebih cepat berkembang biak dan itu justru merugikan kita," katanya.

Peran masyarakat untuk mencegah DBD juga sangat penting. Ia mengimbau agar masyarakat melakukan cara sederhana, yakni dengan memberantas sarang dan jentik nyamuk. Misalnya, masyarakat bisa melakukan kerja bakti untuk membuang air yang menggenang.

BACA JUGA: Peningkatan Permintaan Trombosit Didorong Wabah DBD

Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan pencegahan nyamuk dengan sistem 3M (menguras, menutup dan mengubur).

"Jangan malas bersih-bersih. Kalau bisa, di rumah diberi kasa pada jendela untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah," ujarnya.

Asih mengaku saat ini masih banyak daerah yang berpotensi terserang DBD. Umumnya, di daerah-daerah yang kotor, kurang menjaga kebersihan.

BACA JUGA: Satu Pasien Akibat DBD Meninggal Dunia

"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat supaya rajin bersih-bersih dan jangan sampai ada air yang tergenang," ujarnya.

Jumlah penderita DBD pada 2019 jauh lebih tinggi dibanding tahun 2018. Sejak Januari hingga pekan pertama Februari 2019, tercatat ada 56 warga terdeteksi menderita penyakit tersebut. Dari jumlah tersebut tidak ada korban meninggal.

Berdasarkan data Dinkes Kota Malang, jumlah penderita DBD selama 2018 tercatat 82 dengan angka kematian satu orang. Pada 2017, tercatat 105 kasus DBD dan tiga orang meninggal. Puncaknya terjadi pada 2016, yakni 464 kasus dan tiga orang meninggal. Namun, dibandingkan tahun-tahun itu akumulasi kasus selama sebulan 2019 termasuk lonjakan tinggi. (Ant)