Logo

Pemkot Kediri Intensif Penyuluhan Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Reporter:

Jumat, 26 July 2019 10:55 UTC

Pemkot Kediri Intensif Penyuluhan Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Foto: Ilustrasi/Unsplash.

JATIMNET.COM, Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur mengintensifkan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi perempuan guna menekan angka kematian ibu dan bayi di daerah itu.

"Gerakan menekan angka kematian ibu dan bayi dilakukan mulai remaja. Kami berikan (pil, red.) tambahan darah, penyuluhan kesehatan reproduksi, kebersihan perawatan (area pribadi, red.)," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kediri, Wigati di Kediri, Jumat 26 Juli 2019.

Pihaknya juga intensif melakukan sosialisasi terkait dengan kesehatan reproduksi dan hal itu harus dilakukan sejak awal. Calon ibu dianjurkan untuk tidak mengalami anemia, sehingga nantinya saat hamil kondisinya siap.

Ia juga mengatakan ada beberapa tips kesehatan yang juga penting untuk diketahui, terutama remaja, agar kesehatan area pribadinya juga baik, salah satunya, dianjurkan untuk tidak terlalu sering menggunakan produk sabun pembersih yang sekarang cukup banyak dijual.

BACA JUGA: Ibu Hamil Penderita Migrain Berisiko Alami Keguguran

Di Kediri, kata dia, selama 2019 tidak ada laporan kematian ibu, namun untuk kematian bayi ada sembilan kasus yang dilaporkan.

Dari hasil evaluasi tim dokter yang dilaporkan, penyebab kematian bayi itu beragam, salah satunya karena bayi yang dilahirkan belum waktunya, sehingga paru-paru masih kurang berfungsi dengan baik. Si anak tidak bisa bertahan, hingga meninggal dunia.

"Untuk itu, kami preventif dari awal mulai remaja maupun setelah dia menikah. Hamil itu juga dipersiapkan terus. Kami ada kader kesehatan dan paling utama ada pendampingan. Jadi, bidan harus ikut mengawasi ibu hamil, dipantau betul sampai dia nifas plus bayinya," kata dia.

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Salah satu penyebabnya adalah minimnya pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan, kendati 90 persen proses persalinan sudah ditangani tenaga kesehatan. AKI merupakan jumlah kematian perempuan per 100.000 penduduk akibat gangguan kesehatan selama kehamilan hingga 42 hari setelah persalinan.

BACA JUGA: Ibu Hamil Penderita Anemia Berisiko Janinnya Meninggal 

Berdasarkan Survei Penduduk Antarsensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia berada pada angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Hal itu, berarti ada sekitar 14 ribu ibu meninggal usai melahirkan, sedangkan Singapura pada 2015 memiliki angka kematian ibu melahirkan tujuh per 100 ribu dan Malaysia di angka 24 per 100 ribu.

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moeloek mengatakan angka kematian ibu masih tinggi, oleh karena itu didorong untuk melahirkan di fasilitas kesehatan misalnya bidan atau dokter. (ant)