Logo

Pemkab Lamongan Luncurkan Program Pencegahan Stunting

Reporter:

Rabu, 20 February 2019 00:02 UTC

Pemkab Lamongan Luncurkan Program Pencegahan <em>Stunting</em>

Ilustrasi: Gilas Audi

JATIMNET.COM, Lamongan – Pemerintah Kabupaten Lamongan meluncurkan program percepatan pencegahan stunting atau kondisi perlambatan tinggi badan jauh lebih pendek dibandingkan postur seusianya.

Bupati Lamongan Fadeli mengatakan, pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), kemudian menuntaskan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 5 pilar, dan ditambah Gerakan Masyarakat Sehat (Germas).

“Komitmen dalam program ini akan dituangkan dalam peraturan bupati, sehingga pada 2020 program sudah harus tuntas, tidak perlu menunggu 2024, seperti program nasional,” katanya.

BACA JUGA: Pernikahan Dini Salah Satu Penyebab Stunting

Fadeli mengatakan, angka prevalensi bayi stunting di Lamongan terus turun, dari 25,2 persen pada tahun 2016, menjadi 23 persen pada 2017, dan turun menjadi 14,4 persen pada tahun 2018.

“Turunnya angka prevalensi di antaranya karena gencarnya sosialisasi Germas serta masifnya upaya mewujudkan STBM. Lamongan juga memiliki Program Pedulu Gizi Balita (Pelita LA) yang membantu pemberian makanan tambahan untuk pemenuhan gizi balita maupun ibu hamil," katanya.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI Imran Agus Nurali mengapresiasi upaya Pemkab Lamongan yang menganggap telah mendahului pemerintah pusat.

Imran menegaskan bahwa program pemerintah pusat baru direncanakan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

BACA JUGA: Stunting Bisa Rugikan Negara Rp300 Triliun Per Tahun

“Sementara Pemkab Lamongan sudah mencanangkan penuntasan STBM 5 pilar di 2019, dengan target tuntas di 2020, dan program ini sangat kami apresiasi,” katanya.

Imran mengatakan, penuntasan STBM sangat penting dalam rangka percepatan pencegahan stunting, meski sebenarnya pemerintah sudah sukses menurunkan angka dari 37,5 persen pada 2013, menjadi 30,7 persen pada 2018.

“Stunting ini terjadi karena faktor gangguan gizi sejak dalam kandungan hingga usia anak dua tahun. Insha Allah dengan kontribusi dari Lamongan bisa mencapai target di bawah 20 persen,” katanya.(ant)