
Reporter
Ahmad SuudiKamis, 16 Januari 2020 - 12:22
Editor
Rochman Arief
Pulau Tabuhan. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi menyewakan Pulau Tabuhan kepada perusahaan asing karena besarnya biaya pengembangannya. Misalnya untuk menyediakan sarana air bersih (destilasi), listrik, hingga restorasi terumbu karang yang mati.
Selain itu, pengelolaan pulau aset Pemkab Banyuwangi itu sebelumnya dinilai tidak optimal. Selain meningkatkan jumlah wisatawan, Pemkab Banyuwangi mengincar berkembangnya ekonomi lokal.
“Dari aspek lingkungan, pengelolaan Pulau Tabuhan ini mengacu konsep ekoturisme dan menjaga keselarasan lingkungan,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi, Guntur Priambodo, Kamis 16 Januari 2020.
BACA JUGA: Berkah di Balik Sosok Tukang Gali Sumur di Banyuwangi
EBD Paragon, yang akan mengembangkan Pulau Tabuhan merupakan perusahaan asal Singapura. Persuahaan ini telah mengembangkan pariwisata di Labuan Bajo, Mandalika, hingga Dubai dan Singapura sendiri.
Guntur mengatakan pihaknya memilih EBD Paragon karena dinilai telah berpengalaman dan memiliki jaringan wisatawan yang luas. Mereka diharapkan bisa mengelola Pulau Tabuhan secara profesional dan membangun infrastruktur penghambat abrasi.
“Pengembang yang akan melakukannya sudah bereputasi internasional, dan mereka punya jejaring luas dengan wisatawan global,” Guntur menambahkan.
BACA JUGA: Pemuda Banyuwangi Belajar Memasak Makanan Ritual
Pulau berpasir putih itu memiliki luas sekitar lima hektare dengan berbagai tumbuhan pesisir. Posisinya berada di Selat Bali yang juga berdekatan dengan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Dari Banyuwangi, pulau bisa didatangi dengan perahu lewat Pantai Bengkak, Bangsring dan Grand Watu Dodol (GWD). Dengan upah sekitar Rp 600 ribu, perahu bisa mengantarkan sekitar 10 orang.