Rabu, 26 June 2019 05:25 UTC
Ilustrasi dari Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Nutrigenomik dikenal sebagai pemeriksaan gen atau DNA individu. Dari hasilnya, pasien bisa mengetahui makanan dan olahraga yang tepat, untuk mencegah terserang penyakit tak menular, seperti kanker, stroke, diabetes melitus, dan hipertensi.
Product Specialist Prodia, Siska Darmayanti S,Si M.Farm, mengungkap, penyakit tak menular disebabkan berbagai faktor, salah satunya gaya hidup. Faktor ini dipengaruhi oleh pemilihan makanan yang tidak sehat dan tidak tepat bagi tubuh dan kurangnya seseorang untuk bergerak.
"Manfaatnya ada dua, untuk pencegahan pada orang sehat, berarti dia bisa mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Sementara untuk mereka yang kondisi metaboliknya sudah drop, dia akan mendapatkan kesehatan yang lebih baik dengan pencegahan dari makanan dan olahraga tepat sesuai gen atau DNA-nya," jelas dia dalam acara talkshow mengenai Nutrigenomik bersama Sogo dan Prodia di Jakarta, Selasa 25 Juni 2019, dikutip dari Suara.com.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pemeriksaan ini cukup efektif karena tidak semua jenis makanan sehat dan olahraga dapat memberi manfaat positif bagi semua orang. Terkadang hal ini malah dapat memicu penyakit tertentu.
BACA JUGA: Pola Makan Vegan Bermanfaat untuk Kesehatan Jantung
Oleh karena itu, fungsi nutrigenomik sangat berguna untuk mengontrol makanan dan aktivitas yang dilakukan.
"Jumlah DNA banyak sekali ada ribuan, yang bisa kita kerjakan saja ada saja 650 ribu variasi genetik, itu terkait banyak faktor, kalau untuk nutrisi dan olahraga di atas 75 variasi," jelas dia.
Nutrigenomik, kata dia, cukup dilakukan satu kali seumur hidup, untuk dapat mengetahui efek dari nutrisi terhadap gen, serta interaksi antara gen dan nutrisi yang berkaitan dengan kesehatan.
Sehingga dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan gaya hidup yang sesuai.
BACA JUGA: Tanpa Alas Kaki Bisa Memperbaiki Pencernaan
Caranya adalah hanya dengan mengambil darah individu sebanyak kurang lebih 3 ml untuk kemudian dicek di laboratorium.
"Jadi pemeriksaannya bisa dilakukan kapan pun, tidak terkait dengan waktu. Lebih bagus lagi dilakukan sejak anak-anak, jadi kami bisa tahu sejak awal bagaimana me-maintain pola makan anak," pungkasnya.
