Kamis, 24 January 2019 11:16 UTC
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Ilustrasi. Foto: (Dok) Rochman Arief.
JATIMNET.COM, Surabaya – Panitia Konferensi International Network of Affiliated Ports (INAP) mengusulkan memperbanyak jumlah pelayaran langsung dari pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya ke Cina dan Korea.
“(Kapal) tak lagi harus transit di Singapura,” kata Ketua Panitia INAP Sumargo di sela konferensi INAP ke-20 di Surabaya, Kamis 24 Januari 2018.
BACA JUGA: Kenaikan Peti Kemas Pelindo III Didorong Peningkatan Ekspor
Ia mengatakan Teluk Lamong masih menjadi pelabuhan peti kemas utama yang melayani pelayaran kapal dari Jawa Timur ke luar negeri tanpa singgah. Sementara Tanjung Perak, terbilang sebagai pelabuhan kecil alias klas dua.
Sayangnya, ia melanjutkan, ada sejumlah kendala yang harus diselesaikan untuk memperbanyak pelayaran langsung dari dan menuju luar negeri di Tanjung Perak. Salah satunya tingkat kedalaman alur masuk pelabuhan. Saat ini kedalamannya berkisar 11-13 meter, sehingga butuh memperdalam jadi 15 meter.
Perkara kedalaman alur masuk pelabuhan itu pula, kata dia, yang menyebabkan jumlah kunjungan kapal ke Tanjung Perak menurun. “Karena kapal lebih besar tidak bisa kami layani semua. Harus singgah ganti kapal kecil," kata lelaki yang menjabat manajer regional SDM dan Umum di Pelindo III itu.
BACA JUGA: Pelindo Rumuskan Tarif Alih Muat Peti Kemas Domestik
Kendala lain, ia mengatakan, proses kepabean dan pembayaran pajak untuk alih muatan antar kapal (transhipment) di Jakarta. Sejumlah pengelola pelabuhan di Korea kini meminta agar proses itu berlangsung di Surabaya. “Menurut mereka proses itu jadi kendala trading langsung ke Surabaya,” katanya.
Ketua INAP periode 2019 sekaligus manajer regional teknik di Pelindo III M. Ali Effendi mengatakan kerja sama antar anggota INAP sangat penting untuk mempertahankan komitmen layanan pelayaran. "Paling bagus masih Jepang untuk pelabuhan,” katanya.