Logo

Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Butuh Posko Pencegahan Sebaran Covid-19 

Reporter:,Editor:

Selasa, 24 March 2020 23:16 UTC

Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Butuh Posko Pencegahan Sebaran Covid-19 

MINIM SDM. Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi membutuhkan posko pencegahan penyebaran virus corona lantaran minimnya peralatan dan SDM. Foto: Dok Jatimnet.com.

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pelabuhan Ketapang Banyuwangi yang menjadi gerbang timur Pulau Jawa membutuhkan posko penanganan pencegahan sebaran virus SARS-Cov-2 atau virus corona.

Lantaran pengelola pelabuhan merasa tidak mungkin melakukan pencegahan hanya bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Probolinggo Wilayah Kerja Tanjung Wangi.

General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang Banyuwangi, Fahmi Alweni mengatakan lalulintas orang di pelabuhan lebih banyak daripada bandara dan stasiun kereta. Pihaknya berharap Pelabuhan Ketapang mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak hingga dibukanya posko.

“Kami dari pengelola pelabuhan tidak bisa berdiri sendiri, ini kan isu nasional. Kami di sini beroperasi 24 jam, dari tujuh (dermaga) pelabuhan,” kata Fahmi melalui sambungan telepon, Selasa 24 Maret 2020.

BACA JUGA: Tidak Semua Penumpang dari Bali Disemprot Disinfektan di Pelabuhan Ketapang

Dia mengaku telah berkoordinasi dan mengajukan permohonan bantuan tenaga maupun bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pencegahan penyebaran virus corona kepada Dinas Kesehatan Banyuwangi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun belum mendapatkannya hingga sekarang.

Dia mengatakan penanganan penyeberangan di masa Perayaan Nyepi (Rabu 25 Maret 2020) berbeda dengan pencegahan persebaran virus. Penanganan Nyepi hanya fokus pada arus penumpang yang meningkat sebelum dan setelah Hari Raya, disertai penutupan penyeberangan di hari H.

Sementara pencegahan virus SARS-Cov-2 atau virus corona diperkirakan berlangsung lebih lama dengan penyemprotan cairan disinfektan, pengecekan suhu tubuh dan pemberian fasilitas cuci tangan secara terus menerus selama 24 jam. Kondisi itu menjadi alasan kuat harus didirikan posko bersama di Pelabuhan Ketapang.

BACA JUGA: Penyeberangan Banyuwangi-Sumenep Ditutup, Hindari Penyebaran Covid-19

“Jika operasional 24 jam, berarti butuh tenaga, tenaga bantuan, atau posko di sini. Harapan saya ada posko sehingga yang kami lakukan tidak hanya menyambut Nyepi saja, karena wabah ini belum berakhir,” Fahmi menambahkan.

Karena kekurangan thermal gun, cairan disinfektan, dan tenaga, langkah pencegahan yang dilakukan di Pelabuhan Ketapang tidak dilaksanakan selama 24 jam. Sehingga sebagian penumpang jasa penyeberangan dari Bali tidak disemprot disinfektan maupun diperiksa suhu tubuhnya.

Padahal sebanyak enam kasus positif covid-19 telah terkonfirmasi di Bali, dua di antaranya telah meninggal. Banyuwangi dan kabupaten di sekitarnya juga rawan terpapar SARS-Cov-2 dari local transmission atau penularan lokal dari Malang dan Surabaya yang telah masuk zona merah.