Logo

Pascagempa, Retakan dan Longsor Ditemukan di Lereng Gunung Lemongan Lama

Reporter:,Editor:

Senin, 21 July 2025 06:00 UTC

Pascagempa, Retakan dan Longsor Ditemukan di Lereng Gunung Lemongan Lama

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Probolinggo, PVMBG Gunung Lemongan, relawan, serta warga menemukan retakan tanah dan longsor di beberapa titik di kawasan kaki Gunung Lemongan lama, Senin, 21 Juli 2025. Foto: Zulalif.

JATIMNET.COM, Probolinggo – Dampak gempa bumi yang mengguncang wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo dan Lumajang sejak Kamis hingga Sabtu, 17-19 Juli 2025 mulai terlihat nyata.

‎Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Probolinggo, PVMBG Gunung Lemongan, relawan, serta warga setempat, menemukan retakan tanah dan longsor di beberapa titik. Lokasinya di kawasan kaki Gunung Lemongan lama.

‎Penemuan ini merupakan hasil dari asesmen lapangan yang dilakukan secara menyeluruh oleh petugas di kaki Gunung Lemongan, wilayah Kabupaten Probolinggo.

BACA: Perbatasan Probolinggo-Lumajang Diguncang Gempa Dua Hari, Lima Rumah Rusak

‎Sejumlah retakan tanah dengan lebar sekitar 10 sentimeter dan panjang mencapai 50 meter teridentifikasi di Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris, yakni, wilayah yang berada tepat di lereng Gunung Lemongan lama.

‎"Kami temukan retakan cukup besar di perbukitan Desa Ranuagung. Meski jaraknya lebih dari satu kilometer dari permukiman, kondisi ini tetap kami pantau secara intensif," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarif, Senin, 21 Juli 2025.

‎Tak hanya retakan, sejumlah titik longsor juga terdeteksi. Beberapa tebing di area tersebut dilaporkan mengalami longsoran setinggi 20 meter.

‎Petugas menduga, guncangan gempa yang terjadi secara beruntun beberapa hari kemarin menjadi pemicu utama terjadinya pergeseran tanah.

BACA: Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Timur Laut Tuban, Warga Pesisir Tak Rasakan Getaran 

‎BPBD menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan gempa susulan pascakejadian utama. Namun demikian, potensi bencana lanjutan tetap menjadi perhatian serius.

‎“Warga, kami minta untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya, khususnya yang beredar di media sosial. Situasi masih terkendali, namun tetap harus waspada,” kata Oemar.

‎Sebagai langkah antisipatif, BPBD telah mengaktifkan sistem peringatan dini di desa-desa rawan dan menyiapkan jalur evakuasi alternatif.

‎Di sisi lain, pendataan kerusakan bangunan akibat gempa juga terus dilakukan. Hingga hari ini, Senin, 21 Juli 2025, tercatat sedikitnya 42 rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang.

‎Langkah-langkah pemantauan dan mitigasi terus dilakukan secara terpadu. Upaya ini sambil menunggu hasil kajian lebih lanjut dari PVMBG terkait potensi aktivitas tektonik di wilayah tersebut.