Rabu, 22 September 2021 10:30 UTC
PERBAIKAN JEMBATAN: Pasca viralnya ibu hamil yang ditandu oleh warga dengan melewati jembatan rusak. Kini jembatan tersebut dilakukan proses perbaikan jembatan oleh Pemkab Jember, Rabu 22 September 2021. Foto: Dok Pemdes Mulyorejo
JATIMNET.COM, Jember – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) pada Rabu 22 September 2021 langsung membangun jembatan penghubung di Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo.
Pembangunan itu dilakukan pasca viralnya seorang ibu hamil (bumil), pada Selasa 21 September 2121 harus ditandu untuk melewati jembatan yang rusak. Belasan pria menandu ibu hamil tersebut untuk menuju puskesmas guna menjalani persalinan.
“Ya alhamdulillah tadi langsung dibangun menggunakan alat berat oleh Dinas Pekerjaan Umum. Cukup cepat, mulai dari pukul 11.00 WIB dan selesai pukul 15.00 WIB,” kata Dedeh Sugianto, Penjabat (Pj) Kades Mulyorejo, saat dikonfirmasi usai pembangunan jembatan.
Dedeh menjelaskan, jembatan yang rusak itu menjadi satu-satunya akses penghubung antara 4 dusun di Desa Mulyorejo dengan Desa Pace, untuk kemudian menuju puskesmas. “Sekarang warga sudah merasa lega karena tidak lagi terkendala akses keluar desa,” papar Dedeh.
Baca Juga: Viral, Ibu Hamil dari Dusun Terpencil di Jember Harus Ditandu Saat Akan Melahirkan
Akses jembatan yang rusak dan diperbaiki itu, berada di Perkebunan Curahmas, milik PTPN XII. Sebenarnya, ada juga jalur alternatif di sisi barat desa. Namun lokasi cukup jauh, karena warga harus memutar jika ingin menuju puskesmas atau ibukota kecamatan.
“Selain itu juga jalannya juga rawan dan terjal. Karena itu, warga sudah lama mengusulkan agar jembatan yang ada di perkebunan ini bisa segera diperbaiki,” papar Dedeh.
Sementara, Nurul Anwar, tokoh masyarakat Desa Mulyorejo juga mengaku lega dengan pembangunan jembatan tersebut. Insiden ibu hamil yang harus ditandu untuk melewati jalur terjal itu, menurut Nurul terjadi karena ada kesalahan komunikasi.
“Peristiwa yang viral kemarin karena pemerintah merenovasi satu-satunya jembatan penghubung, tanpa menyediakan jembatan alternatif. Proses rehab jembatan desa itu juga tidak dikomunikasikan terlebih dulu kepada warga desa sehingga mereka tidak memiliki persiapan. Karena itu, hal seperti itu, tidak terulang lagi,” pungkas Nurull