Kamis, 03 June 2021 10:20 UTC
RAZIA. Petugas kepolisian mengentikan dan meminta identitas pengemudi mobil yang melintas di jalur Madiun - Saradan wilayah Nampu, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Selasa 18 Mei 2021. FOTO. Nd.Nugroho.
JATIMNET.COM, Madiun – Pasca lebaran Hari Raya idulfitri, kasus aktif sebaran Covid-19 di Kabupaten Madiun meningkat. Hingga Rabu 2 Juni 2021, angkanya mencapai 174 dan menduduki peringkat tertinggi di Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono mengatakan warga yang terpapar Covid-19 itu tengah menjalani osilasi di rumah sakit dan secara mandiri. Ia berkilah lonjakan kasus itu dampak masa libur Lebaran yang baru saja berlalu.
“Tidak berarti ada lonjakan pasca hari raya. Memang ada peningkatan tapi tidak signifikan,” kata Soelis, Kamis, 3 Juni 2021.
Selama rentang waktu sekitar dua pekan setelah Lebaran, ia menyatakan, kasus aktif Covid-19 mengalami fluktuasi per harinya. Temuan kasus baru tersebut dinilai sebagai keberhasilan tim satgas Covid-19 dalam menjalankan 3T (testing, tracing, dan treatment).
Baca Juga: Khofifah: Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Usai Lebaran
“Hari ini saja kami melakukan testing di dua tempat yang jumlah orangnya mencapai ratusan. Ada kenaikan nggak apa-apa, karena kami memang masif melakukan 3T,” ujar Soelis.
Selain kasus aktif Covid-19 tertinggi se-Jawa Timur, angka kematian juga meningkat. Dari data per tanggal 1 Juni 2021, jumlah yang meninggal sebanyak 227. Ini dari total kasus sebanyak 3.689 yang terdiri dari 174 aktif dan 3.288 selesai isolasi.
“Angka kematian di Kabupaten Madiun masih sekitar 7 persen dan termasuk tinggi secara nasional dengan angka 2,8 persen,” ungkap dia.
Disinggung tentang keterisian ranjang rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR), Soelis menyatakan masih di bawah 70 persen. Ini yang terpantau di sejumlah rumah sakit, seperti Caruban dan Dolopo. “Okupansi rumah sakit masih di bawah ketentuan Kementerian Kesehatan yang 70 persen, jadi masih aman.