Jumat, 12 February 2021 01:40 UTC
PPKM MIKRO: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau langsung pelaksanaan PPKM Mikro yang ada di Surabaya, Kamis 11 Februari 2021.
JATIMNET.COM, Surabaya - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana bersama jajaran Forkopimda meninjau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro di Surabaya, Kamis 11 Februari 2021.
Adapun kedua lokasi yang dikunjungi Panglima bersama jajarannya itu, yakni di RW 6 Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan dan RW 5 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, kedatangannya bersama rombongan itu untuk melihat implementasi tenaga tracer yang diterapkan di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang sudah menerima pelatihan mendalam beberapa hari lalu. Termasuk dalam membantu isolasi warga apabila telah dinyatakan positif Covid-19.
“Namun ternyata di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo berbasis RT/RW kondisinya sudah menjadi wilayah hijau. Sehingga fungsi dari tenaga tracer Bhabinkamtibmas, Babinsa dan unsur desa tetap bertugas sebagai penegak protokol kesehatan (prokes),” kata Panglima, Kamis 11 Februari 2021.
Baca Juga: Sesuai Instruksi Mendagri, PPKM Mikro Diefektifkan Lebih Ketat
Panglima menyebut, berdasarkan hasil laporan dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, ada sekitar 210 RT se-Jatim yang masuk dalam kategori zona merah. Namun untuk wilayah Surabaya tidak termasuk dalam kategori tersebut.
“Saya yakin 210 RT dengan sistem Kampung Tangguh berbasis RT/RW bisa masuk menjadi wilayah hijau. Saya perintahkan Pangdam untuk bombardir dengan melakukan tracing atau pelacakan dan memperketat pembatasan sosial,” ia mengungkapkan.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, pihaknya sangat berbangga sebab Kota Pahlawan menjadi lokasi peninjauan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca Juga: PPKM Mikro, Jatim Sudah Petakan Zonasi Setiap RT dan RW
Pihaknya pun berterima kasih karena sinergitas tiga pilar yang selama ini terbangun sangat luar biasa atas upaya gotong-royong dalam mengatasi pandemi Covid-19.
“Saya sampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran TNI, Polri yang sudah bahu membahu mengatasi Covid-19. Sebenarnya kita juga sudah melatih tracer yang dimulai sejak Agustus tahun lalu,” kata Whisnu.
Ia menjelaskan, sejak sepekan yang lalu pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya untuk memperdalam kemampuan tracing yang dimiliki para satgas. Jika sebelumnya satu pasien positif dilakukan tracing sebanyak 20 hingga 30 orang, kini targetnya 1:100 orang.
Baca Juga: PPKM Mikro, Polda Jatim Targetkan 7.043 Kampung Tangguh Dalam 100 Hari ke Depan
Artinya, jika ada satu pasien positif, petugas melakukan tracingnya kontak erat mencapai 100 orang. “Sehingga bisa tahu ini tertularnya dimana. Ini kita tingkatkan atas saran Pak Kapolrestabes,” ia menuturkan.
Pria yang akrab disapa WS ini menyebut, saat ini untuk kondisi RT/RW di Kota Pahlawan dinyatakan tidak ada yang zona merah. Sebab, rata-rata setiap RT/RW hanya ada satu pasien yang terkonfirmasi. Namun, ia memastikan akan terus memperketat penerapan prokes agar ke depan seluruh wilayah di Surabaya menjadi zona hijau.
“Makanya ada perbedaan perketatan di Surat Edaran (SE) dari wali kota yang dikeluarkan hanya mengenal zona merah. Untuk perbandingannya zona kuning 40 dan hijau 60,” ia memungkasi.
