Senin, 14 September 2020 02:00 UTC
RAKONSUL. Rapat koordinasi dan konsultasi (rakorsul) yang digelar KONI Kota Mojokerto di tengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan, mereka meminta pegiat cabor tetap semangat menggelar kejuaraan. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Mojokerto menggelar rapat koordinasi dan konsultasi (Rakorsul) dengan seluruh pengurus, guna menampung saran, evaluasi dan pemantaban program, baik program tertib organisasi maupun tertib cabang olahraga dalam rangka pembinaan atlet.
Rakorsul tersebut dipimpin langsung Ketua KONI Kota Mojokerto, Santoso Bekti Wibowo di Hotel Raden Wijaya, Kota Mojokerto pada Minggu 13 September 2020. Ia berharap, saat ini seluruh pegiat olahraga bisa membangun semangat baru, kendati harus menghadapi berbagai kendala.
"Di masa pandemi (Covid-19) kegiatan olahraga menurun drastis, ada himbauan dari KONI JATIM agar kegiatan yang sifatnya kejuaraan atau yang sifatnya berkelompok jika bisa dihindari dulu. Karena kegiatan yang berkelompok berpotensi menjadi klaster baru covid-19," katanya.
Santoso mengatakan, KONI Kota Mojokerto bekerja sesuai dengan arahan Disporabudpar Kota Mojokerto sebagai instansi yang menaungi KONI. Ada berbagai arahan yang harus diikuti saat masa pandemi ini terjadi, terutama kesulitan dalam penyerapan anggaran yang sudah disediakan APBD.
"Sampai hari ini penyerapan anggaran cabang olahraga masih delapan cabor, sedangkan yang sudah mengajukan anggaran sebanyak 22 cabor. Jadi masih ada 14 cabor belum bekoordiansi dengan kami. Padahal, di awal tahun soal itu (penyerapan anggaran) sudah kita sampaikan," paparnya.
Ia pun mengatakan, tahun ini ada tiga tambahan cabor baru, salah satunya cabor dayung. Selain itu, meminta seluruh pengurus cabor bersinergi agar urusan penyerapan anggaran bisa lebih baik.
"Kuncinya pada pembuatan RAB sejalan dengan pengajuan penyerapan anggaran. Rakor hari ini saya harapkan sebagai rakor final, mari kita bersinergi agar anggaran ini bisa terserap dengan baik," paparnya.
Santoso meminta agar pengurus cabor segera melakukan koordinasi dengan pihaknya. Terlebih jika ada kesulitan dalam hal teknis pengajuan anggaran dan teknis administrasi lainnya. "Kalau tidak ada koordinasi, tidak ada diskusi, maka anggaran tidak bisa kita serap. Kalau tidak bisa kita serap, karena tidak mampu menyerap anggaran, secara otomatis kita harus mengembalikan dana ke Kasda," ingatnya.
Sebagai patriot olahraga, ujar Santoso, meminta seluruh pengurus harus menunjukkan jatidiri sebagai warga kota dan sebagai patriot olahraga sejati. "Kita harus mampu mengembangkan bidang olahraga meski dengan pengorbanan dan energi besar. Karena kemajuan suatu daerah salah satu parameternya adalah kemajuan olahraga," imbuhnya.
Sementara, Sekretaris Disporabudpar Kota Mojokerto Ari Tjatur Juda Istiningsih, menyebutkan keberhasilan dalam program cabor ditentukan oleh beberapa indikator. "Yakni, dukungan anggaran, adanya sinergitas pemerintah dan swasta, struktur organisasi yang profesional dan data base atlet," tambahnya.
Sedangkan Inspektur Pembantu I Inspektorat Kota Mojokerto Kusnawati, menyampaikan soal pentingnya pemahaman tentang hibah dan bantuan sosial."Pengurus cabor sebagai penerima hibah dana pemerintah, harus menyampaikan laporan penggunaan hibah secara tepat sesuai Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), berikut bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah," tandasnya.