Jumat, 18 September 2020 09:40 UTC
IMUNISASI. Seorang ibu bersama anaknya yang sedang melakukan imunisasi. Foto: Istimewa.
JATIMNET.COM, Surabaya - Pakar Infeksi dan Pediatrik Tropis Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, Prof Ismoedijanto mengungkapkan adanya penurunan cakupan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) di tingkat regional maupun nasional.
Ia menilai, cakupan imunisasi tahun lalu saja masih terbilang rendah. Hanya sekitar 60-70 persen. Padahal, menurutnya, imunisasi ini harus terus digenjot untuk menghindari risiko terjadinya kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (KLB PD3I).
“Jika orang tua takut, cakupan imunisasi semakin rendah dan bahaya penyakit-penyakit PD3I sangat memungkinkan terjadi," ujar Ismoedijanto tertulis, Jumat 18 September 2020.
Selama ini, kata dia, WHO telah memberikan panduan untuk kegiatan imunisasi di tengah pandemi Covid-19. Sesuai dengan kebijakan lokal daerah dan harus diukur dengan data-data. Misalkan pada bayi muda yang sangat rentan terhadap infeksi berbahaya seperti, hepatitis B, polio, difteria, pertussis, dan tetanus, imunisasi harus diberikan.
BACA JUGA: Rentan Tertular Covid-19, Ibu Hamil Diimbau Tak ke Puskesmas
"Sehingga jika tidak imunisasi kemungkinan untuk terkena penyakit tersebut tinggi, karena sistem imun tidak cukup kuat menghadapinya,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr Herlin Ferliana mengatakan, cakupan Iminisasi Dasar Lengkap (IDL) di Jatim berada di posisi 43 persen, atau lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata cakupan nasional sebesar 33,7 persen.
Hanya saja, ia mengakui untuk cakupan IRL di Dinkes Jatim masih belum mencapai target yang ditetapkan sejak awal, yaitu 46 persen.
BACA JUGA: Hindari Kematian Ibu Hamil, 5 RS Rujukan di Surabaya Siap Berikan Pelayanan Khusus
“Ini menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa, karena jumlah penduduk di Jawa Timur itu sekitar 40 juta orang, maka angka 43 persen dari 46 persen bukanlah angka yang kecil," kata Herlin dalam acara webinar series Optimalisasi Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi di Era Pandemi Covid-19 di Jawa Timur, yang digelar Geliat Unair, Program Studi S3 Kesehatan Masyarakat dan UNICEF.
Pihaknya mengaku akan terus berusaha untuk mencapai target tersebut. Beberapa daerah yang masih berada pada zona merah Covid-19, seperti Sidoarjo, Bondowoso, Blitar, dan Mojokerto menjadi kendala capaian imunisasi.
Pun demikian, Herlin yakin ada peluang untuk meningkatkan imunisasi ini. Pasalnya, ada 34 kabupaten/kota lain yang berada di zona kuning dan oranye. Dirinya yakin target 46 persen dapat dicapai imunisasi tersebut masih ada peluang diraih.
Sejauh ini, kata Herlin, terdapat 14 kota/kabupaten di Jatim yang saat ini target cakupan imunisasinya masih belum mencapai 46 persen. Meski angkanya berhasil ditekan sejak 2015, namun jumlah kematian bayi di Jawa Timur pada Januari-Juni 2020 masih menyentuh angka 1.869 bayi.