Minggu, 06 January 2019 05:03 UTC
Ilustrator: GIlas Audi
JATIMNET.COM, London – Tidur mendengkur bisa menyebabkan rumah tangga tidak akur. Terlebih bagi pasangan suami-istri, mendengkur bisa menyebabkan masalah rumah tangga kian serius. Namun pokok permasalahannya bukan pada kebiasaan mendengkur.
Sebuah penelitian yang dilakukan Royal National Throat, Nose & Ear Hospital di London mengatakan bahwa obesitas dan penggunaan smartphone bisa menjadi pemicu di balik kenaikan angka dengkuran.
Hasil ini juga diperkuat melalui sebuah artikel yang diterbitkan Sleep Medicine, bahwa peningkatan obesitas dan penggunaan smartphone, dapat menyebabkan kantuk di siang hari, sehingga dapat mendorong peningkatan gangguan tidur.
Penelitian menyebutkan bahwa penderita mendengkur telah meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu 5 Januari 2019.
Dua dekade silam ditemukan sekitar dua persen saja mendengkur yang disebabkan sleep apnea atau gangguan tidur parah. Sedangkan hasil penelitian 20 tahun kemudian ditemukan sekitar tujuh persen populasi penderita sleep apnea dengan tidur mendengkur.
BACA JUGA: Pria Obesitas Tidak Ganggu Kualitas Sperma
Para peneliti memeriksa sedikitnya 1.239 orang dewasa dan menemukan bahwa hampir empat dari sepuluh orang ngorok (mendengkur) tiga malam dalam seminggu, dengan hasil survei laki-laki paling banyak.
“Hasil (penelitian) menunjukkan bahwa gangguan pernapasan saat tidur banyak didiagnosis. Kesehatan yang buruk, umumnya disebabkan gangguan tidur obstruktif yang tidak diobati. Pembuat kebijakan diharapkan bisa mengatasi masalah ini,” kata penulis laporan itu.
Sementara itu, peneliti Dr Maurice Ohayon mengatakan obesitas adalah penyebab utama peningkatan tidur mendengkur. Tidur mendengkur bisa juga disebabkan karena obesitas, gangguan tidur, dan perangkat elektronik.
“Cahaya biru yang dipancarkan LED melalui smartphone, komputer dan lampu jalan menjadi pemicu dampak kurang tidur, meningkatkan risiko obesitas, kantuk dan gangguan kognitif yang meningkatkan risiko gangguan tidur parah,” terangnya.
