Selasa, 08 January 2019 07:13 UTC
Menteri ESDM Ignasius Jonan (tiga dari kiri) meninjau pos pantau pengamatan Gunung Bromo, Selasa 8 Januari 2019. Foto: Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta pos pengamatan Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura untuk dipindahkan.
Alasan mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu membutuhkan pos yang lebih tinggi. Sebab pos pantau ketinggian saat ini hanya berada 2.275 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga menyulitkan pemantauan aktivitas Bromo.
“Pos ini di bawah. Harusnya dipindahkan ke atas, agar petugas bisa leluasa mengamati aktifitas vulkanis Gunung Bromo. Saya rasa biaya pembangunannya cukup murah,” katanya saat melakukan kunjungan kerja, Selasa 8 Januari 2019.
BACA JUGA: Hotel Dan Homestay Di Bromo Naik Dua Kali Lipat
Ignasius Jonan menambahkan bahwa kondisi Gunung Bromo saat ini secara pengamatan aktivitas vulkanis tidak mengkhawatirkan. Akan tetapi jika dilihat dari data pos pantau baik analog maupun digital, masyarakat hanya diperbolehkan berada satu kilometer dari bibir kawah Gunung Bromo.
“Saya meminta hanya petugas geologi yang berada di sana (radius satu kilometer). Saya meminta agar semua penduduk tidak diperbolehkan masuk, ini demi untuk menjaga safety (keamanan), sekaligus menghindari kemungkinan terburuk,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Gunung Bromo secara adminsitratif terletak di Provinsi Jawa Timur dan berada di empat kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Malang, Lumajang, dan Pasuruan, dengan geografis di 07° 56’ 30” LS dan 112° 57’ BT.
BACA JUGA: Jembatan Di Probolinggo Runtuh Diterjang Lahar Dingin Gunung Bromo
Gunung Bromo merupakan gunung api aktif bertipe kerucut silinder, dalam kaldera dengan ketinggian 2.329 m di atas permukaan laut. Kerucut ini tercatat sebagai salah satu gunung api yang sering mengalami erupsi dari 129 gunung api aktif di Indonesia.
Berdasarkan pengamatan posko, status Gunung Bromo saat ini masih level 2 (waspada). Dari data pos pengamatan Gunung Bromo telah mengalami 56 kali erupsi terhitung sejak tahun 1804 hingga tahun 2016.
Selain Kunker ke Bromo, Menteri ESDM juga berkunjung ke PLTU Paiton Unit 1 dan 2, selanjutnya menuju Pasuruan untuk meresmikan jaringan gas (Jargas) di Kota Pasuruan.