Rabu, 09 January 2019 01:30 UTC
Ilustrasi penguatan rupiah
JATIMNET.COM - Sudah tiga hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus menguat. Rupiah hari ini dibuka pada level Rp 14.059 per USD menguat jika dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebesar Rp 14.082 per USD pada hari sebelumnya.
Pada Senin 7 Januari, perdagangan rupiah ditutup dengan harga Rp 14.075. Kemudian hari berikutnya sempat tidak stabil dan sedikit melemah, dengan penutupan perdagangan di level Rp 14.082. Lalu hari, Rabu 9 Januari, pedagangan dibuka dengan harga Rp 14.59.
Sementara itu, dalam informasi kurs laman situs Bank Indonesia (BI), selama dua pekan awal 2019 ini penguatan rupiah memang cukup menggembirakan. Namun demikian, fluktuasi harga tersebut menandakan kalau rupiah selama ini belum stabil. Lebih lengkapnya bisa dilihat di grafik.
Sebelumnya, Ekonom Universitas Surabaya Firman Rosjadi Djoemadi mengatakan penguatan rupiah masih belum stabil, Selasa 8 Januari 2019. Analisisnya mengacu pada kondisi perdagangan selama seharian. Pada pukul 11.43 WIB rupiah berhasil berada di level Rp 13.990, namun terkoreksi menjadi Rp 14.082 pada sore hari.
Ada beberapa faktor yang membuat rupiah masih naik turun, di antaranya permintaan valas cenderung turun untuk bayar utang. Kemudian belum pastinya kinerja ekspor dan impor luar negeri selama setahun lalu dibanding tahun sebelumnya. Terakhir adalah kebijakan bank sentral AS yang lebih berhati-hati.
"Beberapa waktu lalu bank sentral AS dikabarkan bakal menaikkan suku bunga. Sehingga dolar ditarik ke AS. Tapi gubernur bank sentral sepertinya lebih berhati-hati," ujar Firman saat dikonfirmasi Senin 7 Januari 2019.
Ia memrediksi kondisi ini akan terus terjadi hingga akhir Januari. Pasar juga bakal melihat prospek dagang Indonesia mengecil atau tidak. Itu baru bisa dilihat ketika laporan kinerja ekspor impor selama 2018 keluar. "Yang kemarin kan masih sampai November. Selama setahun belum keluar," tuturnya.
Ekonomi tumbuh positif
Presiden Joko Widodo dalam rapat perdana dengan jajaran kabinetnya di 2019 mengatakan, di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh positif.
"Saya mendapatkan laporan dari Menteri Keuangan. Di tengah ketidakpastian ekonomi global alhamdulillah perekonomian nasional kita tumbuh positif. Kita perkirakan tumbuh sekitar 5,15 persen. Kemudian inflasi juga terkendali pada tingkat yang rendah, di bawah 3,5 persen," ujarnya.
Sepanjang tahun, nilai tukar rupiah juga dapat terus dijaga. Sementara realisasi APBN 2018 juga menunjukkan kinerja yang sangat sehat dan kredibel. "Defisit, laporan terakhir yang saya terima, sebesar 1,76 persen dari PDB," kata Presiden.
Adapun pencapaian pendapatan negara sepanjang 2018 juga melampaui target APBN 2018. Penerimaan negara tahun lalu mencapai 102,5 persen dari APBN 2018, yakni mencapai Rp1.942,3 triliun.
"Belanja negara untuk mendukung target pembangunan juga sangat optimal mencapai 99,2 persen dari APBN 2018. Sekali lagi mencapai 99,2 persen dari APBN 2018," ucapnya.
Atas capaian tersebut, Kepala Negara menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajarannya atas kerja keras selama tahun 2018. Ia juga mengingatkan bahwa di tahun 2019 ini, kita masih akan menghadapi tantangan ekonomi yang tidak ringan dengan disertai gejolak ekonomi dunia dan tekanan eksternal.
"Sekali lagi saya minta konsolidasi antara sektor riil dunia usaha dengan moneter dan fiskal yang sudah dirancang bisa terkonsolidasi dengan baik sehingga langkah-langkah tegas dan konsisten dalam pengendalian impor bisa kita lakukan," tuturnya.