Logo
Beredar Daging Impor dari Jakarta

Disnak Jatim Tegaskan Masih Tutup Kran Impor Daging

Reporter:,Editor:

Senin, 24 December 2018 10:55 UTC

Disnak Jatim Tegaskan Masih Tutup Kran Impor Daging

Ilustrasi daging. Ilustrator: Chepy

JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Peternakan Jawa Timur membantah telah membuka kran impor daging beku. Sejauh ini, stok sapi maupun daging segar di Jatim masih mencukupi. 

Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, drh. Wemmi Niamawati membantah tuduhan upaya impor daging beku masuk ke wilayahnya. Namun, dia tidak membantah bila ada daging impor yang beredar di Jawa Timur.

“Jatim tidak ada impor daging apapun. Tetapi memang ada distributor di Jakarta yang bahan impornya masuk ke Jatim,” jelas Wemmi saat dikonfirmasi Senin, 24 Desember 2018.

Namun, penggunaan daging impor yang masuk ke Jatim terbatas pemanfaatannya yaitu untuk kalangan hotel dan katering saja. “Tidak untuk diedarkan di pasar-pasar di Jatim,” jelasnya.

BACA JUGA: Daging Sapi Impor Diduga Masuk Jatim

Wemmi menegaskan Jatim tidak akan membuka kran impor sapi ternak maupun daging sapi lantaran stoknya cukup memadai. Dia mengatakan Jatim merupakan gudang peternak sapi, kualitas sapi lokalnya juga cukup mumpuni.  “Stok ternak sapi di Jatim banyak di daerah tempat seperti di Malang, Kediri, Jombang, Lamongan. Banyak, Mbak,” tegasnya. 

Bahkan di momen Natal dan Tahun Baru, dia memastikan harga daging sapi di 150 pasar hewan se-Jatim cukup stabil. Dari hasil monitoring dan evaluasi dari Satgas Pangan maupun tim internal Dinas Peternakan, harga daging sapi stabil di kisaran Rp106 ribu per kilogram. “Kalaupun naik hanya 10 persen saja, itu karena efek perayaaan hari besar keagamaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wemmi juga mengingatkan bahwa Rumah Potong Hewan (RPH) dilarang memotong sapi betina demi menjaga ketersediaan sapi maupun daging segar. Kalaupun ada sapi betina yang dipotong, harus memenuhi syarat kesehatan yang ditetapkan yaitu minimal 9 tahun dan sudah tidak produktif lagi.

BACA JUGA: Soekarwo Tegaskan Tidak Ada Daging Impor di Jatim

Hal ini sesuai dengan Perda 8 tahun 2017 tentang Pengendalian Ternak Sapi dan Kerbau Betina Produktif. Penentuan pemotongan sapi betina pun juga harus melewati pemeriksaan oleh Pengawas Kesehatan Masyarakat Veteriner. “Kalau semua sapi betina dipotong ya habis stok Jatim. Jadi tidak boleh sapi betina dipotong sembarangan, harus melewati prosedur dulu,” ujarnya.

Sebelumnya, Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim memprotes dugaan masuknya daging beku impor asal India. Padahal sesuai dengan surat edaran gubernur, sudah ada larangan untuk impor daging.  Ketua PPSDS Jatim, Mutowif menjelaskan dugaan ini diperkuat dengan temuan kardus bekas daging beku dari India dan Australia. Selain itu, pihaknya mendapat informasi ada 20 ton daging beku impor yang masuk ke Jatim.

Belum lagi, jumlah sapi yang dipotong di RPH turun drastis. Dari 300 per ekor per hari di tahun 2010-2013, saat ini jumlah sapi yang dipotong hanya 150 ekor per hari. Padahal konsumsi daging di Jatim masih sama dan ada penambahan penduduk. “Berarti kan ada yang menyuplai kebutuhan daging segar selama ini. Pertanyaannya dari siapa?,” katanya.