Jumat, 28 December 2018 11:06 UTC
Salah satu sudut ruang publik di Kota Surabaya. Foto: (Dok) Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya mengklaim peristiwa pengeboman oleh kelompok teroris tak membuat orang takut mengunjungi Kota Pahlawan.
“Sepertinya tak berpengaruh,” kata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti pada Jatimnet.com, Jumat 28 Desember 2018.
Pernyataan itu didasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan sepanjang 2018. Dari target 21 juta pengunjung, Dinas Pariwisata mencatat ada 29 juta wisatawan yang datang ke Surabaya hingga penghujung Desember ini.
BACA JUGA: Kapal Orion Viking Sandar di Tanjung Perak
Jumlah itu, kata Antiek, bahkan melebihi capaian angka kunjungan wisatawan pada 2017. “Jumlah itu juga melampui capaian 2017 sebanyak 24 juta wisatawan,” ujarnya.
Bom Surabaya, demikian peristiwa pengeboman itu biasa disebut, adalah serangkaian peristiwa ledakan bom pada pertengahan Mei 2018. Bom meledak di lima lokasi dalam rentang waktu yang berdekatan. Di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan, rumah susun Wonocolo Sidoarjo, dan markas Polrestabes Surabaya.
Kedatangan kapal pesiar ke Surabaya juga memperkuat keyakinan Antiek bahwa peristiwa teror tak memengaruhi kondisi wisata di Surabaya. Dua kapal pesiar merapat di pelabuhan Tanjung Perak pada waktu berbeda beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Genting Dream Kembali Kunjungi Surabaya
Ia mengatakan pelancong yang datang ke Surabaya didominasi wisatawan domestik. Jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 70 persen dibanding wisatawan mancanegara.
Menurut Antiek, data tersebut dihitung melalui kedatangan wisatawan di Bandara Juanda di Sidoarjo dan tamu hotel di Surabaya. Selain bertujuan ke Surabaya, sebagian mereka hanya transit sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan.
“Mereka transit kemudian melanjutkan ke Bromo dan wilayah lain,” kata mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu.