Rabu, 26 September 2018 06:59 UTC

Situasi SMKN 1 pasca aksi pemukulan yang dilakukan kepalah sekolah terhadap sejumlah siswanya. FOTO: Nani Mashita.
JATIMNET.COM, Surabaya – Salah satu orang tua murid SMKN 1 Surabaya yang ditampar mengaku tidak terima dengan perlakuan kepala sekolah pada anaknya. Apalagi pihak sekolah sudah tahu kondisi putranya yang termasuk siswa inklusi.
“Saya ingin kasus ini harus dituntaskan karena ini sudah termasuk kekerasan. Ini masalah serius,” kata Ari Suwita, orang tua RA ditemui di SMKN 1 Surabaya, Rabu 26 September 2018.
Dia menyadari kondisi anaknya yang mengharuskan mencari sekolah inklusi. Itu sebabnya pihaknya mencari sekolah yang dekat dengan rumah sakit sejak SD hingga SMA. Selain itu, dia selalu mengomunikasikan kondisi putranya kepada pihak sekolah dan kawan-kawannya.
Sebenarnya selama ini kegiatan sekolah berjalan lancar. Anaknya pun semangat bersekolah, bahkan dalam waktu dekat akan mengikuti magang kerja.
Tak dinyana, kekerasan dilakukan oleh orang yang jabatannya paling tinggi di sekolah. “Saya down, kecewa. Saya mendewa-dewakan sekolah ini karena bagus, tapi kok malah begini. Kok saya seperti memasukkan anak saya ke kandang macan, jatuh kepercayaan saya,” katanya sambil meneteskan air mata.
Dia menyesalkan sikap kepala sekolah seolah yang tidak mau bertanggung jawab. Dirinya dipersulit untuk menyelesaikan kasus ini. “Dia meremehkan kasus ini, kan ini masalah krusial, kok malah menyibukkan diri dengan urusan lain,” ujarnya.
Ari menuntut agar kepala sekolah bertanggung jawab dan segera menyelesaikan kasus ini. Apalagi peristiwa penamparan jelas akan mengganggu kondisi anaknya. “Harus ada sanksi,” desaknya.
