Logo

Orang Tua RA Minta Kasek SMKN 1 Disanksi

Reporter:

Rabu, 26 September 2018 09:16 UTC

Orang Tua RA Minta Kasek SMKN 1 Disanksi

Mediasi antara orang tua RA dan Kepala Sekolah SMKN 1 Surabaya. Foto: Nani Mashita

JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala SMKN 1 Surabaya, Bahrun yang menampar siswa inklusi akhirnya meminta maaf. Namun orang tua tetap menghendaki Bahrun diberi sanksi, termasuk dicopot dari jabatannya.

Setelah menunggu cukup lama, Bahrun akhirnya bersedia mengikuti mediasi dengan orang tua siswa inklusi RA, Budi Sugiharto dan Ari Suwita. Turut hadir dalam mediasi itu Kapolsek Wonokromo Kompol Rendy Surya, Rabu 26 September 2018.

Budi meminta agar ada tanggung jawab dari kepala sekolah karena yang dilakukan Bahrun tidak manusiawi lantaran anaknya termasuk siswa inklusi. “Saya minta Bapak mengundurkan diri karena ini keterlaluan,” katanya.

Menurutnya, sebagai seorang kepala sekolah tidak boleh main tangan. Apalagi SMKN 1 Surabaya sudah menerima siswa inklusi di sekolahnya. “Saya sudah menitipkan baik-baik ke bapak perihal anak saya, tapi kenapa harus dibeginikan,” katanya.

Ibu RA, Ari Suwita juga menyampaikan kekecewaannya terhadap kepala sekolah. Menurutnya, selama ini SMKN 1 dia anggap sebagai sekolah yang nyaman bagi siswa inklusi.

Bahrun sendiri menampik bila dirinya sengaja menampar RA. Menurutnya, apa yang terjadi sebenarnya hanyalah ingin menegakkan peraturan di sekolah. “Saya minta maaf, saya khilaf,” ujarnya.

Bahrun juga membantah telah menampar RA dan dua siswa lainnya. Menurutnya, ia hanya memegang pipi RA namun tersenggol kacamata yang dipakai RA. “Jadi cuma begini loh, cuma kena kacamata. Itu saja,” katanya sembari memeragakan ia hanya mendorong pipi, bukan menampar.

Kedua orang tua menyatakan menerima permintaan maaf dari Bahrun. Namun, keduanya meminta jaminan bahwa anaknya dan siswa lain tidak akan diperlakukan kasar oleh kepala sekolah. Caranya dengan menulis surat pernyataan di atas materai, atau memilih mengundurkan diri.

“Ini demi masa depan anak saya, dan juga siswa disini. Aman tidak akan ada intimidasi lagi. Surat pernyataan ini sebagai jaminan keamanan,” katanya.

Melihat hal tersebut Kapolsek Kompol Rendy Surya menengahi. Dia mengatakan orang tua sudah menerima permintaan maaf dari kepala sekolah. “Tapi permintaan orang tua juga wajar karena sebagai guru kan jadi pengayom, pengganti orang tua saat di sekolah,” katanya mengingatkan.

Dia setuju pihak sekolah mengambil langkah penegakan disiplin. Namun hendaknya tidak menggunakan kekerasan. “Sudah tidak jamannya (kekerasan). Jadi nanti jika ada pelanggaran, anak ditegur. Panggil wali kelasnya. Monggo dipenuhi permintaan ortu, kita selesaikan secara kekeluargaan,” pungkasnya.

Akhirnya, Bahrun memilih untuk menulis pernyataan maaf di atas materai. Setelah itu, kedua belah pihak saling bermaaafan.