Selasa, 08 June 2021 13:00 UTC
IKON BARU. Pahlawan Street Center menjadi ikon wisata baru di Kota Madiun. Kawasan itu menyajikan suasana seperti Malioboro di Yogyakarta dan miniatur bangunan keajaiban dunia. Foto: Nd Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun – Tingkat kunjungan wisata di Kota Madiun dinyatakan meningkat selama dua bulan terakhir. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Madiun Agus Purwowidagdo mengatakan bahwa kondisi itu berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan di sejumlah hotel berbintang beberapa waktu lalu.
"Kunjungan wisata berkaitan dengan hunian di hotel. Di beberapa hotel berbintang ada lonjakan pengunjung antara 70 hingga 80 persen," kata Agus, Selasa, 8 Juni 2021.
Sebagian besar tamu hotel merupakan pelancong dari beberapa daerah. Mereka memiliki tujuan di sejumlah destinasi wisata di Kota Madiun, seperti Pahlawan Street Center. Di kawasan yang merupakan jalur protokol itu menyajikan sejumlah miniatur yang menjadi ikon dunia, seperti Patung Merlion dan Kakbah.
BACA JUGA: Patung Merlion Jadi Destinasi Wisata Baru di Kota Madiun
Selain itu, para tamu hotel juga memiliki tujuan ke lokasi wisata di Magetan, Ponorogo maupun Pacitan. Agus mengungkapkan apabila dibandingkan dengan daerah tetangga, Kota Madiun kalah dalam hal potensi wisata alam. "Maka, dibuat destinasi wisata buatan. Potensi lainnya adalah cagar budaya," ujarnya.
Salah satu bangunan yang termasuk cagar budaya adalah Balai Kota Madiun. Oleh karena itu, pihak pemkot menempatkan titik start jalur sepeda wisata di halaman gedung tersebut. Lantas, dihubungkan ke titik-titik lain, seperti Alun-alun, Masjid Kuno Taman, PT INKA, dan sebagainya.
BACA JUGA: Lampu Merah Kuno Penanda Titik Nol Kota Madiun
Agus menyatakan akses wisata di Kota Madiun tetap dibuka di tengah pandemi Covid-19. Namun, pengunjung tetap harus menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Corona.
Maka, dengan meningkatnya kunjungan wisata dinilai sebagai tanda mulai pulihnya perekonomian. Warga juga mulai hidup berdampingan dengan Covid-19. "Berbeda dengan tahun kemarin, bisa dikatakan (kunjungan wisata) hancur lebur," ujar Agus.