Kamis, 02 July 2020 07:20 UTC
REOG. Pentas kesenian tradisional Reog dalam rangka grebek suro. Foto: Gayuh/ Dokumen
JATIMNET.COM, Ponorogo - Pagelaran kesenian tradisional Reog Ponorogo yang selama masa pandemi Sars CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) seakan mati suri. Namun, kesenian menjadi wisata itu akan segera dihidupkan kembali setelah tatanan hidup baru atau new normal benar-benar diterapkan di Ponorogo.
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni mengatakan, meski Ponorogo belum masuk zona hijau, namun ia tetap akan melaksanakan new normal pada beberapa sektor kegiatan pada bulan Juli ini.
Seperti halnya pada sektor ibadah, kegiatan keagamaan dan kenduri juga akan diizinkan kembali untuk dilaksakan.
“Alun-Alun kita buka lagi, PKL kita minta jualan, selanjutnya reog juga akan kita mulai kembali, tapi tidak untuk grebeg suro,” kata Ipong, Kamis 2 Juli 2020.
BACA JUGA: Muspika Sumber Probolinggo Bubarkan Penampilan Reog di Acara Khitanan Warga
Ia menjelaskan untuk pagelaran kesenian tradisional reog yang akan di dizinkan digelar kembali adalah reog setiap tanggal 11 yang sebelum pandemi selalu digelar setiap bulannya.
Namun tidak semua di desa serta merta langsung menggelar serentak tanggal 11. “Mungkin tidak seluruh Ponorogo, tapi per-kecamatan satu atau dua desa dulu saja,” ujar Ipong.
Hal ini ia lakukan untuk mengobati kerinduan masyarakat akan digelarnya kembali pentas kesenian Reyog namun harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam pementasannya.
Sehingga dengan diijinkannya pentas seni Reyog bisa membuat masyarakat gembira. “Ini protokolnya sedang disiapkan, jadi misalnya Reyog, mantenan dan hajatan lainnya nanti protokolnya seperti apa,” Ipong menerangkan.
BACA JUGA: Kesenian Reog Ponorogo Siap Hadapi New Normal di Tengah Pandemi
Sementara terkait dibatalkannya acara reog grebeg suro pada tahun ini dikarenakan untuk menghindari penyebaran Covid-19 di Ponorogo.
Pasalnya pada acara harian untuk pentas reog grebeg suro jumlah penonton bisa mencapai 10 ribu orang, bahkan untuk pembukaan dan penutupan bisa lebih dari 50 ribu pengunjung.
Namun tidak semua rangkaian grebeg suro dibatalkan, untuk pameran bonsai dan pusaka akan tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan. “Untuk larungan mungkin bisa saja dijalankan,” Ipong memungkasi.