Rabu, 01 August 2018 14:39 UTC
Ilustrasi: Cheppy
JATIMNET.COM, Jakarta – Pakar komunikasi dan marketing politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai narasi politik yang dikembangkan kubu Prabowo Subianto lebih menjual dibanding narasi yang dikembangkan kubu Joko Widodo.
Menurutnya, narasi yang dibangun kubu Prabowo nyaris sama dengan yang dikembangkan mantan Danjen Kopasus itu pada Pilpres 2014 silam.
“Narasi politik yang dibangun Prabowo kian jelas. Poin-poin yang disampaikan khususnya dalam pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono, menunjukkan narasi politik yang menjadi antitesis dari pihak petahana,” kata Nyarwi kepada Antara, Rabu 1 Agustus 2018.
Hal yang membedakan adalah penempatan aktor utama yang terdiri Jokowi, Prabowo, dan SBY. Begitu juga dengan dinamika yang terkait politik identitas, khususnya di kalangan muslim perkotaan dan perkembangan kondisi ekonomi saat ini.
Dia mencontohkan dalam konferensi pers di rumahnya dan juga di rumah Prabowo, SBY secara jelas membangun narasi politik yang menarget kelompok pemilih menengah bawah yang kehidupan ekonominya makin susah. Begitu juga dengan SBY tengah membangun narasi politik yang anti-Islamophobia.
Narasi ini menarget pemilih muslim, dan tidak hanya yang bergabung dalam gerakan 212 saja. Melainkan juga yang tidak puas dengan gaya Jokowi dalam berkomunikasi dengan para ulama, khususnya di kalangan muslim perkotaan.
“Hal tersebut merupakan strategi komunikasi dan marketing politik yang cukup canggih,” kata doktor bidang komunikasi politik dan marketing politik lulusan Universitas Bournemouth, Inggris itu.
Jika nantinya hanya ada dua poros dan kondisi parpol koalisi di dua kubu tidak berubah, dan juga isu-isu yang berkembang di kalangan pemilih yang ditarget tersebut tidak banyak mengalami perubahan, maka kubu Jokowi perlu kerja keras lagi untuk bisa memenangkan Pilpres 2019.
“Kubu Jokowi harus lebih serius dan punya cara-cara yang lebih inovatif dalam merespons perkembangan. Terutama tagar 2019 Ganti Presiden yang mampu membuat goyah kubu PDIP sebagai partai pengusung,” tandasnya.
