Jumat, 27 August 2021 01:00 UTC
KEBAKARAN: Salah satu lokasi di wilayah Kabupaten Probolinggo yang mengalami peristiwa kebakaran. Foto : Doc Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Naiknya suhu di puncak musim kemarau seperti saat ini, membuat sejumlah daerah yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo dilanda kekeringan. Disamping itu, efek kemarau bahkan rentan memicu terjadinya kebakaran.
Berdasarkan catatan petugas Damkar Kabupaten Probolinggo, peristiwa kebakaran sejak memasuki musim kemarau mulai Mei lalu hingga akhir Agustus ini, sudah terjadi sebanyak 19 kali.
Humas Pemadam Kebakaran Kabupaten Probolinggo, Sholehudin menyebutkan, jika pada Agustus saja, peristiwa kebakaran sudah 6 kali terjadi. Sedangkan bila dihitung sejak awal Februari 2021, total sudah 26 kali peristiwa kebakaran terjadi.
"Untuk bulan Januari, sama sekali tidak terjadi kebakaran. Namun sejak awal kemarau, tren peristiwa kebakaran mengalami peningkatan," kata Sholehudin, Kamis 26 Agustus 2021.
Baca Juga: Polisi Selidiki Kebakaran Motor saat Isi Bensin di SPBU di Probolinggo
Meski demikian, Sholehudin mengaku, pihaknya telah mengantisipasi naiknya peristiwa kebakaran tersebut. Salah satunya, turut meningkatkan kewaspadaan apabila potensi kebakaran bakal terjadi. "Yakni waspada akan naiknya terik matahari, yang bisa menaikkan suhu menjadi panas. Tentu itu memudahkan, munculnya api dilingkungan yang kering," ujarnya.
Apalagi, lanjut Sholehudin, kondisi lokasi munculnya api, disertai terjadinya hembusan angin yang cukup kencang. Itu bakal mempermudah kobaran api, menjalar kemana-mana.
Faktor lain yang turut menyumbang terjadinya kebakaran, yakni human error atau kelalaian manusia nya sendiri. Termasuk saat terjadinya konsleting listrik, apabila tidak diantisipasi secara tepat, kebakaran bakal mudah terjadi. "Perlu ke hati-hatian, serta pengawasan agar api tak mudah berkobar," katanya.
Baca Juga: Toko Kerupuk di Pasar Niaga Probolinggo Kebakaran
Sholehudin mencontohkan kebakaran yang terjadi bulan Agustus, dimana dari 6 kali terjadinya kebakaran dua diantaranya disebabkan karena kecerobohan warga.
Lalu tiga lainnya karena korsleting listrik, serta salah satu lainnya diduga karena naiknya suhu hingga panas, lalu menyebabkan munculnya api di lahan tebu yang mengering. "Faktor kecerobohan itu, yang perlu diwaspadai untuk menghindari terjadinya kebakaran," Sholehudin memungkasi.
Sementara rincian peristiwa kebakaran yang terjadi sejak Februari ada 2 kali kejadian, lalu Maret 2 kejadian, April 3 kejadian, Mei 3 kejadian, Juni 6 kejadian dan bulan Juli terdapat 4 kejadian. Lalu Agustus hingga tanggal 25, sudah ada 6 kali kejadian kebakaran.