Logo

Muncul Konsep Baru, Teroris Diprediksi Bakal Berkembang di Indonesia

Reporter:

Senin, 23 July 2018 13:25 UTC

Muncul Konsep Baru, Teroris Diprediksi Bakal Berkembang di Indonesia

Pakar Teroris, AL Chaidar mengemukakan di Indonesia akan terus berkembang teroris. untuk itu perlu dilakukan penanganan secara bersama-sama

JATIMNET.COM – Perkembangan teroris di Indonesia diprediksi bakal semakin marak. Mereka membuat konsep baru untuk berkembang dan menteror masyarakat dengan dalih berjihad.

“Saya kira teroris di Indonesia akan semakin marak, mereka akan berkembang dan menteror masyarakat dengan dalih berjihat sesuai keyakinannya,” kata Al Chaidar, Pengamat Terorisme dan Radikalisme Dalam Islam yang disampaikan setelah Diskusi Interaktif tentang Kajian Religius Ekstremisme dalam Perspektif Psikologi dan Sosiologi juga Dosen Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh, di Kafe Fastron Lantin 3 Gedung Tower Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin, 23 Juli 2018.

Menurut dia, ada perkembangan yang berbeda dalam pemahaman teroris dari masa lalu. Dulu, teroris akan mengorbankan dirinya untuk berjihad sesuai dengan keyakinannya. Namun, falsafah tersebut berubah dengan mengorbankan keluarga bahkan anaknya.

Sistem ini, masih kata Chaidar, merupakan langkah pertama yang ada di dunia. Selama ini tidak ada teroris yang berani mengorbankan keluarganya untuk kepentingan jihad. Mereka cenderung melindungi keluarganya, tetapi di Indonesia justru keluarga dikorbankan untuk kepentingan jihad.

“Inilah yang membuat semua orang bingung. Ada perubahan perjuangan versi mereka (teroris) dalam berjuang, sampai keluarga, anaknya pun dikorbankan,” ungkap Al Chaidar.

Untuk menanggulangi keberadaan teroris ini, Al Chaidar menegaskan kepolisian dan TNI tidak akan mampu untuk membendungnya. Upaya penanggulangan teroris ini harus dilakukan secara bersama-sama, mulai keluarga hingga organisasi-organisasi yang memiliki basis massa.

Nahdhatul Ulama (NU), papar dia, merupakan salah satu organisasi yang mampu membendung radikalisme dikalangan masyarakat. Sebab, NU merupakan organisasi yang lebih berbasis kultural.

Bahkan, warga NU ini juga memiliki peluang besar untuk tergoda terhadap ajaran-ajaran teroris. “Orang yang pemikiran ke-Islaman rendah, atau kekurangan siraman rohani sangat mudah terbujuk dan mengikuti ajaran teroris,” jelas Al Chaidar.

Pakar Psikologi Perkembangan Remaja dan Psikologi Religiusitas dan Dosen Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, Sentot Haryanto menambahkan, semua persoalan tergantung bagaimana menghadapi problem.

Bahkan mahasiswa juga memiliki peluang terseret teroris kalau tidak mampu menyelesaikan problem. “Penyelesaian problem adalah cara yang efektif untuk menangkal radikalisme,” papar dia.