Minggu, 13 April 2025 06:00 UTC
Penasihat Khusus Presiden yang juga Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendy saaat menghadiri halal bihalal di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Minggu, 13 April 2025. Foto: Humas Unmuh Jember
JATIMNET.COM, Jember – Rencana Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang akan mendatangkan sekitar 1.000 warga pengungsi Gaza, Palestina, untuk tinggal di Indonesia memantik kontroversi.
Sejumlah pihak berspekulasi rencana itu untuk menaikkan daya tawar Indonesia pada Amerika Serikat agar bisa bernegosiasi atas kebijakan kenaikan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Ada pihak yang beranggapan rencana Indonesia itu secara tidak langsung bagian dari upaya pengosongan wilayah Gaza dari warga Palestina sebagaimana yang diinginkan Israel dan Amerika Serikat.
Namun, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Produk Halal Muhadjir Effendy meyakini rencana Presiden Prabowo itu tidak terkait dengan rencana Trump dan Israel untuk mengosongkan Gaza.
"Mudah-mudahan yang saya pahami tidak keliru. Maksud Pak Presiden sebenarnya yang dievakuasi adalah yang mendapat kesempatan pendidikan tinggi di sini," ujar Muhadjir saat ditemui usai menghadiri halal bihalal yang digelar di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Minggu, 13 April 2025.
BACA: Indonesia Tak Akan Melupakan Palestina
Muhadjir meyakini rencana Presiden Prabowo tersebut mengandung niat kemanusiaan untuk menyelamatkan atau mencegah hilangnya generasi atau lost generation di Palestina.
Sebab, sejak dimulainya serangan brutal Israel ke Jalur Gaza sejak tiga tahun lalu, kerusakan hebat dirasakan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
"Kalau infrastruktur dihancurkan memang dampaknya besar. Tetapi jauh lebih besar (dampak kerusakannya) jika anak-anak yang dihancurkan. Anak-anak Palestina ini yang akan meneruskan perjuangan bangsa Palestina. Sehingga mereka itu harus disiapkan dengan baik," tutur pria yang juga menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji dan Produk Halal ini.
Muhadjir menjelaskan pengungsi dari Gaza, Palestina, yang akan ditampung di Indonesia hanya berjumlah sekitar 1.000 orang. Mereka akan mendapatkan pendidikan dan pembekalan lain di Indonesia sebagai upaya mencetak calon pemimpin Palestina masa depan.
Hal serupa, menurut Muhadjir, juga sudah dilakukan sejumlah pihak termasuk Muhammadiyah dengan skala yang lebih kecil.
"Khan selama ini Muhammadiyah sudah bergerak, baik bantuan kemanusiaan maupun menarik anak-anak Palestina untuk sekolah di sini. Baik di tingkat MBS atau pondok asrama maupun perguruan tinggi Muhammadiyah," tutur mantan Mendikbud ini.
Sikap Muhadjir ini berbeda dengan sikap Ketua PP Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Anwar Abbas yang menduga rencana Prabowo itu untuk memuluskan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengosongkan wilayah Gaza dari bangsa Palestina. Sebagian pihak menduga hal itu menjadi bagian barter Indonesia dalam negosiasi untuk menurunkan kebijakan tarif impor AS.
BACA: Bangsa Indonesia Diminta Tetap Perjuangkan Kemerdekaan Palestina
Namun, spekulasi ini dibantah Muhadjir. "Tidak ada kaitannya dengan skema Trump maupun Israel. Ini murni agenda kemanusiaan dan pertimbangan strategis, jangan sampai terjadi lost generation bangsa Palestina," ucap Muhadjir.
Meski demikian, Muhadjir mengakui selama ini di Muhammadiyah belum ada pembahasan terkait penyikapan atas rencana pemerintah Indonesia tersebut. "Masih belum," ujar guru besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Terkait hal ini, Prabowo sudah menegaskan bahwa rencananya menampung sekitar 1.000 warga Palestina murni karena kemanusiaan.
Menurutnya, evakuasi warga Gaza itu bersifat sementara dengan tujuan kemanusiaan. “Oh tidak tidak (relokasi). Untuk membantu,” kata Prabowo dalam Antalya Diplomacy Forum di Turki, Jumat, 11 April 2025, yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
“Nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga bagaimana cara nanti pelaksanaannya,” ucap Prabowo.