Logo

Merugi, Pedagang Desak Seluruh Pasar Hewan di Jember Dibuka 

Pedagang Ancam Blokir Jalan dengan Hewan Ternak Jika Tuntutan Tak Dipenuhi
Reporter:,Editor:

Senin, 11 May 2020 15:40 UTC

Merugi, Pedagang Desak Seluruh Pasar Hewan di Jember Dibuka 

PEDAGANG HEWAN. Paguyuban pedagang hewan ternak saat menyampaikan aspirasi di DPRD Jember, Senin, 11 Mei 2020. Foto: Faizin Adi

JATIMNET.COM, Jember -  Kebijakan Pemkab Jember yang menutup total enam pasar hewan yang dikelola pemkab diprotes para pedagang hewan ternak. Penutupan pasar hewan itu untuk mencegah risiko penyebaran Covid-19. Sedangkan dua pasar hewan yang dikelola pemerintah desa masih dibebaskan buka pada hari tertentu namun sepi pembeli.

"Kebijakan pemkab yang menutup total seluruh pasar hewan, tidak boleh ada transaksi, otomatis kami tidak bisa mencari nafkah. Semua macet, karena pasar hewan ternak adalah urat kehidupan kami," ujar Ketua Paguyuban Pedagang Hewan Ternak Jember Prasetiono saat mengadukan nasibnya ke DPRD Jember, Senin, 11 Mei 2020.

Di Jember, terdapat total delapan pasar hewan ternak yang buka pada hari-hari tertentu. Namun, dari delapan pasar hewan ternak di berbagai penjuru Jember itu, hanya ada dua yang diperbolehkan tetap buka.

BACA JUGA: Pasar Sapi di Probolinggo Tetap Buka, Pedagang dan Pembeli Wajib Pakai Masker

"Alasannya karena dua pasar itu milik pemerintah desa, sedangkan enam pasar yang ditutup karena berada di bawah Pemkab Jember. Menurut saya, ini aneh," kata Prasetiono.

Para pedagang hewan ternak mengaku siap mendukung kebijakan pencegahan penularan Covid-19 seperti aturan pembatasan jam operasional atau jumlah orang yang boleh masuk. "Asalkan jangan ditutup total seperti sekarang. Itu tidak ada solusi nyata buat kami," ujar Prasetiono.

Menurutnya, transaksi di pasar hewan ternak melibatkan beberapa mata rantai ekonomi dan tidak hanya pembeli dan penjual. Mata rantai ekonomi tersebut mulai dari tukang mencari rumput, sopir, hingga kuli pembawa ternak.

"Jadi satu orang pedagang sapi bisa menghidupi 5-10 orang. Ini semua terdampak setelah ditutup seperti sekarang," katanya.

BACA JUGA: Pasar Hewan Sattoan Tetap Buka, Bupati Situbondo Ancam Tutup Bila Pengunjung Tak Pakai Masker

Pemkab Jember sebenarnya sudah berupaya memberi solusi dengan mengalihkan transaksi konvensional menjadi online atau dalam jaringan (daring). Namun menurut Prasetiono, hal itu sulit untuk dilakukan untuk komoditas hewan ternak yang dijual dalam keadaan hidup.

"Jual sapi saja, itu pundaknya dipegang, masih bisa salah perhitungannya. Masak mau dijual dengan kirim gambar di HP. Ini lucu sekali. Sapi tidak seperti baju atau makanan yang bisa kirim gambar," katanya.

Pasar hewan ternak di sejumlah daerah di sekitar Jember masih ada yang beroperasi. Kegalauan pedagang hewan ternak di Jember bertambah karena melihat pasar sayur dan mal diperbolehkan beroperasi oleh pemkab.

"Kami ini lapar. Pokoknya sebelum lebaran, kami harap sudah dibuka. Kalau tidak, kita siap turun ke jalan dengan membawa hewan ternak kita," tutur Prasetiono.
Salah satu dari dua pasar hewan ternak yang masih beroperasi adalah Pasar Hewan di Sumberbaru. Salah satu pedagang Pasar Hewan Sumberbaru yang ikut dalam pertemuan di DPRD Jember, Suyitno, mengatakan pasar setempat tetap sepi meski diperbolehkan beroperasi.

"Sepi karena peternak yang mau kirim barang ke pasar takut. Kami harap juga dibantu," katanya.

BACA JUGA: Cegah Covid-19, PMI Keliling Semprot Disinfektan ke Pasar, Masjid dan Bekas Lokalisasi

Menanggapi desakan pedagang hewan ternak tersebut, Anggota DPRD Jember berjanji akan segera memperjuangkannya dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Rabu, 13 Mei 2020, DPRD akan mengundang pihak Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Satgas Covid-19 Jember, dan kepolisian untuk membahas masalah ini.

"Jangan sekadar menutup pasar hewan ternak tanpa memberi solusi seperti sekarang ini.  Tinggal bagaimana koordinasinya yang selama ini di pemkab masih kurang," kata Anggota Komisi B DPRD Jember Nyoman Aribowo yang menerima para pedagang hewan ternak.

Nyoman optimistis pasar hewan ternak bisa beroperasi dengan menyesuaikan protokol pencegahan Covid-19.

"Saya juga bergelut di dunia peternakan, tapi peternakan susu sapi . Pasar hewan ternak itu tempatnya luas sehingga pengaturan jarak mudah dilakukan. Pintu masuk biasanya cuma satu, sehingga kontrol lebih mudah," ujar alumnus Jurusan Peternakan Hewan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini.