Minggu, 05 May 2019 06:18 UTC
RELATIF AMAN. Hubungan Lewis Hamilton (kanan) dengan Valtteri Bottas sejauh ini masih dalam koridor meski sama-sama berambisi merebut gelar juara dunia F1 musim 2019. Foto: Formula1.com
JATIMNET.COM, Surabaya – Internal Mercedes tidak asing dengan gesekan antara rekan satu tim. Masih ingat bagaimana gesekan antara Lewis Hamilton dengan Nico Rosberg dalam musim 2013 hingga 2016.
Kekhawatiran banyak pihak terhadap perselisihan internal tim berjuluk Silver Arrows itu. Merujuk hasil di awal musim ini Valtteri Bottas dan Hamilton yang berbagi dua kemenangan dalam empat seri pembuka. Dengan Bottas sedikit lebih unggul setelah mencetak waktu tercepat di Australia.
Bahkan Team Principal Mercedes, Toto Wolff tidak menampik pertempuran Hamilton dengan Bottas tahun ini mengingatkannya tentang perseteruan lama. Namun pria asal Wina, Austria itu tidak takut mengeluarkan peringatan keras kepada kedua pebalap sebagai langkah pencegahan.
Bahkan pada Grand Prix Azerbaijan di Baku, keduanya keluar garis start secara berdampingan untuk melewati tiga sudut sebelum Bottas maju. Balapan itu dianggap ketat tapi adil. Di mana Bottas keluar lebih cepat. Kedekatan keduanya membuka prospek yang menarik dari pertarungan antar tim lainnya.
BACA JUGA: Hamilton: Terlalu Dini Anggap Bottas sebagai Penantang Gelar Juara
“Ini sedikit mengingatkan saya (2014-2016), ketika Hamilton dan Rosberg bertempur hampir secara eksklusif untuk merebut gelar,” kata Wolff seperti dikutip Formula1.com.
Dia mencontohkan tim lain memiliki potensi serupa. Ferrari, umpamanya. Memiliki pebalap sekelas Sebastian Vettel dan Charles Leclerc yang memiliki potensi (timbul pertempuran) di masa depan.
“Pada saat memiliki dua pebalap dengan ambisi dan kemampuan untuk memenangkan kejuaraan, harus menyadari situasi. Ingat sangat cepat Vettel atau Leclerc bisa terseret seperti apa yang kami alami antara Rosberg dan Hamilton,” terang Wolff.
Sejauh ini Wolff mengaku belum melihat friksi yang terjadi antara Hamilton dan Bottas. Kendati keduanya sama-sama berpeluang untuk merebut gelar juara dunia Formula 1.
BACA JUGA: Pengorbanan Hamilton Demi Kemenangan Tim
Berkaca pernyataan Hamilton pasca balapan di Baku, dia menunjukkan sikap ‘manis’. Hamilton sengaja memberi jalan bagi rekannya dan mengaku tidak ada sikap egois untuk menang. Untuk menganggap hubungan keduanya berjalan baik adalah terlalu dini.
“Kami beruntung mereka memiliki hubungan yang sangat baik. Mereka menghormati satu sama lain. Tidak banyak permainan di latar belakang, dan saya sangat senang tentang itu. Tetapi kita harus sadar hubungan bisa memburuk,” Wolff memungkasinya.
Sanggupkah Mercedes melanjutkan dominasinya di Spanyol, di sirkuit tempat Ferrari mendominasi selama tes pra-musim?
Mampukah Bottas melanjutkan penampilan terbaiknya sekaligus menghentikan Hamilton untuk meraih kemenangan ketiga beruntun di Sirkuit Catalunya?