Jumat, 13 November 2020 23:00 UTC
INTAKO: Direktur IKM KSKIA, E Ratna Utarianingrum saat melakukan daring menjelaskan mengenai menjadikan INTAKO sebagai pusat pemasaran digital bagi IKM Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo, Jumat 13 November 2020. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Sidoarjo - Di era modern, semua sudah mulai melakukan transformasi ke digital, Industri Tas dan Koper (INTAKO), Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo pun tidak mau kalah untuk menatap masa depan atau ke wajah baru. Seperti yang dilakukannya dengan melakukan program Revitalisasi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di tengah pandemi sekarang ini.
Dimana program tersebut dikemas oleh Direktorat Jenderal IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka (KSKIA) Kementerian Perindustrian dengan menggelar kegiatan Transformasi Digital Koperasi IKM Tanggulangin khususnya pada Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO) bertajuk “Sosialisasi dan Kick Off Digitalisasi Sentra IKM Tanggulangin Sidoarjo”, Jumat 13 November 2020.
Direktur IKM KSKIA, E Ratna Utarianingrum melalui saluran daringnya mengatakan, program yang dimaksud adalah bertujuan untuk menjadikan INTAKO sebagai pusat pemasaran digital bagi IKM Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
“Transformasi digital menjadi solusi untuk keberlanjutan industri, terutama industri-industri yang terdampak pandemi,” kata E Ratna Utarianingrum, Jumat 13 November 2020.
BACA JUGA: Hadapi New Normal, Geliat Inovasi Menuju Ekonomi Digital UMKM
Menurutnya, sebagai adaptasi terhadap pandemi Covid-19 ini, pada akhirnya dibuatlah program fasilitasi pemasaran produk melalui jalur digital di sentra IKM Tanggulangin, Sidoarjo, bersama dengan Koperasi INTAKO, yang diharapkan bisa berperan dalam melakukan penjualan produk IKM Tanggulangin, Sidoarjo.
“Seiring dengan perkembangan teknologi digital yang sangat cepat, program pemasaran secara online ini juga sangat penting dilakukan karena mampu meningkatkan pemasaran hasil produksi INTAKO dan pendapatan IKM,” ia menerangkan.
Pasalnya, kualitas produk berstandar ekspor dan cerita kejayaan Koperasi INTAKO yang lalu, diyakini memiliki potensi yang lebih besar jika melibatkan pemasaran secara digital. Namun, data menyebutkan bahwa omzet Koperasi INTAKO turun sebesar 95 persen akibat pandemi Covid-19.
“Hal ini juga sejalan dengan rendahnya tingkat kemampuan pengurus Koperasi INTAKO dalam melaksanakan pemasaran digital, baik melalui media sosial maupun marketplace,” ia menjelaskan.
BACA JUGA: UMKM Harus Lebih Berani Lakukan Ekspor
Senada dengan E Ratna, Kepala Bidang Pengembangan Industri dan Perdagangan Disperindag Jatim, Saiful Jasan yang menghadiri langsung kegiatan sosialisasi di Aula Gedung BPIPI, Tanggulangin, Sidoarjo, ini mengatakan bahwa perkembangan dari proses perdagangan melalui online atau digital dimasa pandemi ini meningkat.
“Termasuk pelakunya juga meningkat karena memang masing-masing marketplace yang ada maupun pemerintah saat ini juga mencoba memfasilitasi dan berupaya untuk bagaimana IKM ini bisa mengikuti pemanfaatan IT melalui pasar online,” kata Saiful Jasan saat ditemui di sela kegiatan sosialisasi.
Berdasar itulah, Ditjen IKM KSKIA bersama PAP Branding Partner ke depannya akan bekerjasama dalam pelaksanaan program digitalisasi ini. Nantinya, anggota Koperasi INTAKO akan diberikan mentoring tentang growth mindset, digital marketing, branding dan team set-up.
BACA JUGA: Waktu Lima Tahun Bagi IKM Dapatkan Sertifikat Dirasa Tak Cukup
Selain itu, anggota Koperasi INTAKO juga akan didampingi dan diberikan fasilitas konsultasi dalam proses pengembangan industrinya. Saiful menambahkan, Koperasi INTAKO nantinya juga akan dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang dibantukan, sehingga secara mandiri nanti INTAKO tentu akan bisa meningkatkan pasarnya memasuki pasar online atau pasar digital.
“Jadi nanti diberikan fasilitas itu, didampingi dari awal bagaimana cara menampilkan produk jadi foto yang bagus sehingga menarik, kemudian bagaimana cara meng-upload menampilkannya, sampai kepada nanti tentu memasarkannya,” ia mengungkapkan.
Nah, meski hampir semuanya online, baik itu mulai misi dagang hingga pameran juga online, namun dengan adanya program digitalisasi ini Saiful mengaku bahwa pihaknya memang belum menargetkan secara spesifik pertumbuhannya. “Jadi memang target peningkatan pemasaran secara digitalisasi itu tetap ada, cuma nanti nilainya masih kita lihat,” ia memungkasi.