Logo

Mentan Apresiasi Tingginya Harga dan Produksi Padi di Gresik

Reporter:,Editor:

Jumat, 14 March 2025 08:00 UTC

Mentan Apresiasi Tingginya Harga dan Produksi Padi di Gresik

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di sela-sela panen raya padi di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jumat 14 Maret 2025. Foto: Diskominfo Gresik

JATIMNET.COM, Gresik - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi produksi dan serapan gabah yang baik di Kabupaten Gresik.

Hal itu disampaikan Mentan saat menghadiri panen raya padi dan serap gabah di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jumat 14 Maret 2025.

Secara simbolis Amran ikut memanen padi dengann menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan) combine harvester. Dalam kesempatan itu, Mentan juga mengecek langsung padi di sawah.

BACA: Menjelang Lebaran, Pesanan Kaligrafi Serbuk Kayu di Probolinggo Naik 20 Persen

Tidak hanya itu, ia juga menyaksikan transaksi penjualan gabah dari petani ke Perum Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Harga jual gabah diketahui meningkat Rp500 bila dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 6.000 per kilogram.

"Biasanya dijual Rp 6.000, sekarang menjadi Rp 6.500. Ini arahan dari presiden untuk meningkatkan pendapatan petani, daya beli konsumen, serta kesejahteraan para pengusaha. Tujuan negara memang seharusnya seperti ini, semua tersenyum bahagia," ujar Amran.

Ia juga menyoroti situasi ketahanan pangan global, terutama di negara-negara seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang yang saat ini mengalami krisis pangan.

"Saat ini di Jepang, harga beras hampir mencapai Rp86 ribu, bahkan menuju Rp100 ribu per kilogram. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih karena Indonesia berhasil meningkatkan produktivitas. Mari kita terus bergandengan tangan," ujarnya.

BACA: DKPP Lamongan Ajak Polres Telusuri Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi

Amran juga mengapresiasi hasil panen di Kabupaten Gresik yang dinilai sangat baik. Tingkat produktivitasnya mencapai 8-9 ton gabah kering panen per hektare.

Salah satu warga yang mewakili petani menyampaikan apresiasi meningkatnya harga gabah. Ia berharap harga tersebut dapat terus dikawal agar benar-benar diterima oleh para petani.

"Daerah kami ini berhimpitan dengan Kali Lamong. Meskipun pemda sudah berupaya, kondisi di Kali Lamong masih sering banjir. Kami berharap ada penanggulangan serius agar air tidak terus meluber," ujar warga tersebut.

Tidak hanya saat musim hujan, permasalahan juga muncul saat musim kemarau. Air dari Kali Lamong sering kali mengering, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menjelaskan bahwa wilayah tersebut memiliki lahan tadah hujan seluas sekitar 195 hektare.

BACA: Nasi Liwet Warnai Bukber Kapolres Mojokerto dan Awak Media

Di sisi lain, wilayah ini juga berdekatan dengan Sungai Kali Lamong yang kerap meluap saat musim hujan dan mengakibatkan banjir. Namun, jika di musim kemarau, lahan menjadi kering.

"Kami sudah membangun kolam retensi di kecamatan lain. Tujuannya adalah untuk pengendalian banjir dan menyediakan pintu air agar saat musim kemarau, air dari tadah hujan dapat dialirkan," tegas Bupati Yani.

Sementara itu, kehadiran Mentan di Gresik itu juga diikuti oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, serta jajaran Forkopimda Jawa Timur dan Gresik.