Senin, 29 December 2025 10:00 UTC

Fasilitas kolam renang yang disediakan salah satu hotel di kawasan pegunungan di Trawas, Kabupaten Mojokerto. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Kawasan Trawas di Kabupatan Mojokerto menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga untuk merayakan malam pergantian tahun baru.
Alasannya, kawasan tersebut menghadirkan suasana lebih tenang daripada di perkotaan. Panorama pegunungan yang menawan juga menjadi daya tersendiri di sana.
Keindahan alam itu semakin memikat warga untuk datang. Terlebih, pada momentum Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Momentum ini semakin menggeliatkan usaha di sektor perhotelan.
Tingkat hunian hotel di kawasan pegunungan tercatat meningkat signifikan. Tingkat keterisian beberapa hotel hampir penuh 100 persen beberapa sebelum malam pergantian tahun.
BACA: Danau Tirta Ronggojalu Probolinggo Layak Dikunjungi Saat Libur Nataru
Salah satunya Grand Whiz Hotel di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto yang mencatat tingkat keterisian kamar hampir maksimal.
Dari total 102 kamar yang tersedia, okupansi hotel ini telah mencapai sekitar 99 persen. Hal ini menandakan tingginya minat wisatawan untuk menghabiskan momen tahun baru di kawasan Trawas yang dikenal memiliki panorama pegunungan yang menawan.
Salah satu pengunjung hotel di kawasan Trawas, Kabupaten Mojokerto sedang melakukan pemesanan kamar. Foto: Hasan.
Ia menambahkan, sebagian besar kamar tersebut memang dipesan khusus untuk menginap pada malam pergantian Tahun Baru 2026.
Berdasarkan pola pemesanan pada tahun-tahun sebelumnya, Izza meyakini sisa kamar yang masih tersedia akan habis di-booking menjelang hari terakhir bulan Desember.
“Biasanya pada last day nanti sisa kamar akan terpesan di hari H, jadi pasti penuh,” ucapnya.
BACA: Pos Pelayanan Bertema Robocar Poli Meriahkan Pengamanan Nataru di Pacet Mojokerto
Izza juga mengungkapkan bahwa tamu yang menginap didominasi oleh wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto. Mayoritas pengunjung berasal dari Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Gresik, hingga Jombang.
Meski begitu, rangkaian perayaan tetap disesuaikan dengan imbauan pemerintah, salah satunya dengan tidak menggelar pesta kembang api.
“Ya, tidak ada kembang api. Tapi, rencananya tetap ada acara lain untuk pengganti,” pungkasnya.
