Rabu, 30 October 2024 07:00 UTC
PETIK LAUT. Petik Laut di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, dihadiri ribuan warga setempat dan luar desa, Rabu, 30 Oktober 2024. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Petik Laut menjadi tradisi yang tetap terjaga sebagai warisan leluhur di Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.
Di tengah arus modernisasi yang mengancam eksistensi sebuah tradisi, desa di pesisir laut yang berbatasan dengan Kabupaten Lamongan ini masih mempertahankan kearifan lokal.
Pemerintah Desa (Pemdes) dan Rukun Nelayan (RN) setempat setiap tahunnya seperti halnya perayaan sedekah bumi, para nelayan menamakan sedekah laut dengan "Petik Laut".
Kepala Desa Campurejo Amudi menyampaikan acara itu memang sudah turun temurun dilaksanakan di desanya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut.
BACA: Ogoh-ogoh Ramaikan Petik Laut di Ketapang Probolinggo
"Ini kegiatan rutin yang terus kita pertahankan, supaya tidak melupakan nikmat Allah SWT yang diberikan. Sekaligus melestarikan budaya. Kebiasaan nenek moyang yang dulu ya seperti ini," katanya, Rabu, 30 Oktober 2024.
Menurutnya, dalam keyakinan orang terdahulu, kalau banyak bersyukur kepada Allah SWT maka nikmatnya akan ditambah.
TUMPENG. Tumpeng nasi dalam Petik Laut di Desa Campurejo, Kec. Panceng, Kab. Gresik, yang dihadiri ribuan warga setempat dan luar desa, Rabu, 30 Oktober 2024. Foto: Agus Salim
"Event itu efeknya positif menjalin ukhuwah, kebersamaan, persatuan nelayan dari beberapa sektor. Ada jarring, ada sektor kursin, ada nelayan tradisional. Jadi di event ini mereka kompak," katanya.
BACA: 198 Perahu Nelayan Campurejo Gresik Meriahkan Pawai Petik Laut
Diawali tumpengan tasyakuran (selametan) diisi istigasah, yasinan, tahlilan, doa keselamatan, dan rejeki melimpah serta doa untuk tokoh masyarakat desa yang telah wafat.
Setelah itu, dilanjutkan lomba perahu hias dimana perahu-perahu yang dilombakan dihiasi dengan berbagai model yang menarik dan setelah itu diparadekan ke tengah laut.
Kemudian, malam harinya diadakan salawatan bersama atau kegiatan hiburan yang lain karena masyarakat di pesisir ini mayoritas Islam.
“Jadi kegiatan itu perpaduan antara nilai tradisi budaya dan religi. Kami bertekad ingin membesarkan event tersebut sehingga bisa menjadi ikon tahunan," ujarnya.
Sebagai catatan, masyarakat sangat antusias. Ribuan warga yang hadir saat ini diperkirakan sekitar 600 hingga 700 pemilik perahu.
