Minggu, 06 October 2019 23:55 UTC
PENGANTIN. Arak-arakan pengantin Siti Aminah dan David Borowsky di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi pada Sabtu, 5 Oktober 2019. Mereka memeriahkan pernikahannya dengan tradisi Using. Foto: Suudi.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Dua anak manusia beda negara dan budaya saling jatuh cinta. Mengikat janji suci di Jerman dua tahun lalu, mereka memeriahkan pernikahannya dengan adat Using di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi pada Sabtu, 5 Oktober 2019.
Berikut reportase kontributor Jatimnet.com Ahmad Suudi dari Banyuwangi.
David Borowsky (44) tak henti mengembangkan senyum di sepanjang arak-arakan pesta pernikahannya. Sementara Siti Aminah Borowsky (44) pun tak kalah semringah ketika kereta kuda yang mereka tumpangi melintas di jalan desa.
Dikawal dua orang berkostum pitik-pitikan sebagai pembuka jalan, kereta diiringi Barong Using. Mereka bergerak kalem penuh wibawa melengkapi keanggunan mempelai dalam balutan busana tradisional Using.
BACA JUGA: Komunitas Sengker Kuwung Belambangan Kembangkan Kamus Bahasa Using Daring
Mimin, begitu Siti Aminah disapa, memesona dengan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan Paes Mupus Braen. Sedangkan David, berudeng di kepala dengan selembar selendang tersampir menutup separuh tubuh.
“David beberapa kali ke Banyuwangi dan melihat tradisi di sini, akhirnya ingin menikah dengan cara adat Using," kata Mimin, menceritakan mula gagasan memeriahkan pernikahan mereka.
21 tahun Mimin tinggal di Jerman. Ia bekerja sebagai pramugari kereta api. Empat tahun lalu ia berjumpa David melalui aplikasi perjodohan daring. Rupanya David sekaligus jatuh cinta pada budaya nusantara. “Saya mencintai semua kebudayaan," kata dia.
GANDRUNG. David Borowsky dan Siti Aminah berjalan menuju prosesi pernikahan ala Using di Banyuwangi. Foto: Suudi.
Seremoni pernikahan mereka berlangsung di warung berasitektur bangunan khas Using yang dikelilingi gubuk-gubuk makan di tengah sawah. Turun dari kereta kuda, pengantin berjalan menuju halaman warung dan berlanjut ke aula kecil terbuka berpilar kayu.
Di tempat inilah, David dan Mimin kembali menjalani prosesi pernikahan ala Using. Mula-mula pelaku adat menyatukan ibu jari tangan kanan kedua mempelai sambil membacakan doa. “Harapannya agar keduanya cocok berjanji bersama sampai besok-besok," kata Rahayes, pelaku adat yang memandu prosesi kedua pengantin.
BACA JUGA: Prosesi Siraman, Ima Pakai Air dari Tujuh Sumber
Berikutnya, pengantin pria menginjak sapu lidi sebagai simbol harapan pernikahan awet sampai tua. Lalu mempelai wanita duduk menunduk untuk mengusapkan dua macam air ke kaki suaminya.
Air pertama adalah air kembang yang disebut banyu arum agar langkah suami dalam mencari rezeki selalu di jalur yang baik. Kedua, banyu pitung tawar yang berupa campuran air, beras kuning, dan uang logam sebagai simbol permohonan banyak rezeki.
Setelah itu acara hiburan yang menampilkan maestro Tari Gandrung Temu Misti bersama dua penari muda yang mendampinginya.
