Senin, 30 November 2020 12:20 UTC
IKAN CUPANG: Ikan cupang yang dilombakan dalam kontes keindahan ikan cupang. Kontes itu rutin digelar oleh Jember Betta Community (JBC) namun kali ini dengan suasana pandemi. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Selain tanaman hias, ikan cupang juga menjadi komoditas hobi lain yang tengah melejit di masa pandemi. Permintaan akan ikan cupang terus meningkat dengan harga yang bervariasi. Keindahan corak ikan cupang dianggap bisa meredakan kepenatan sebagian orang yang merasa butuh hiburan akibat pandemi yang tak menentu kapan akan berakhir.
“Memang sejak pandemi, ikan cupang kembali melejit. Banyak permintaan ke kita. Kalau dulu ini dianggap hanya hobi anak SD, tetapi sekarang semakin banyak orang dewasa yang tertarik akan ikan cupang,” tutur Bagus Cahyo, salah satu penggemar dan pembudidaya ikan cupang yang ada di Jember, Senin 30 November 2020.
Tidak sekedar hobi, Bagus juga telah lama menangguk untung dari budidaya ikan cupang. Ia telah terbiasa menjual ikan cupang ke berbagai daerah. Bahkan pernah pula ia memenuhi permintaan ikan cupang ke Hongkong. Media sosial seperti Facebook dan Instagram menjadi perantaranya.
“Kalau cupang karena seperti barang seni, jadi harganya memang relatif, kita bisa suka-suka menghargainya. Tetapi bagi mereka yang mengerti, memang ada kriteria penilaiannya sendiri. Terutama kalau sudah menang kontes, harganya pasti melejit,” tutur alumnus Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Jember (Unej) ini.
BACA JUGA: Kasus Covid Melonjak, PMI Jember Kembali Kerahkan Dua Armada Gunner Disinfektan
Bersama puluhan rekan-rekannya, Bagus sejak beberapa tahun silam mendirikan sebuah komunitas bernama Jember Betta Comminity (JBC). “Kalau dulu kita sering berkumpul di akhir pekan, setidaknya dua kali dalam seminggu. Kita bawa cupang masing-masing sambil diskusi tentang ikan cupang. Tetapi sejak ada pandemi, kegiatan kita menyesuaikan dengan protokol kesehatan,” papar Bagus yang kini dipercaya menjadi Sekretaris JBC.
Penyesuaian dengan protokol kesehatan tidak terlalu sulit. Sebab, mereka sudah terbiasa berkomunikasi mulai dari diskusi hingga jual beli soal cupang melalui media sosial. Namun, tetap saja harus ada pertemuan secara luring. Salah satunya yakni kontes ikan cupang.
“Pekan lalu kita menggelar kontes cupang yang sempat tertunda karena pandemi. Tentu saja protokol kesehatan seperti jaga jarak, penggunaan masker serta wajib cuci tangan, kita wajibkan dengan ketat kepada seluruh peserta,” ujar Bagus.
Terdapat beberapa kriteria penilaian untuk menentukan cupang yang layak menjadi juara. Secara garis besar, keindahan cupang menjadi tolak ukurnya. Yakni mulai dari keindahan sirip, proporsionalitas bentuk tubuhdan konsistensi warna corak ikan.
BACA JUGA: Beradaptasi di Masa Pandemi (2): Mini Trip, Aman Berwisata Bersama Keluarga di Masa Pandemi
“Konsistensi warna maksudnya warna ikan cupang untuk jenis tertentu harus konsisten. Seperti kalau memang biru polos, harus terus biru tanpa ada pencampuran yang merusak keindahan,” ujar Bagus yang juga menjadi salah satu dewan juri dalam kontes tersebut.
Kriteria keindahan lain yang juga tidak kalah penting adalah soal orientasi kerapian sirip. “Ini yang sering salah persepsi di masyarakat awam. Bukan berarti sirip ikan cupang panjang itu bagus. Tetapi yang lebih penting, sirip ika itu harus rapi dan terutama tidak ada sirip yang melipat, termasuk antara body dan sirip juga porprosional.
Beberapa varian ikan cupang memang dikenal memiliki panjang sirip yang berbeda. Seperti cupang varian serit yang siripnya lebih panjang daripada halfmoon. Prestasi yang diraih ikan cupang dalam sebuah kontes, akan mendongkrak nilai jual ikan cupang tersebut.
BACA JUGA: Beradaptasi di Masa Pandemi (1): Virtual Trip, Siasat Pelaku Usaha Tawarkan Wisata Daring dari Rumah
Terlebih jika calon pembelinya adalah mereka yang gila cupang dengan kantong tebal. “Seperti kemarin ada ikan cupang yang dia belinya Rp 200 ribu. Lalu oleh penghobi tersebut, ikan itu dirawat dan dipermak secara khusus hingga akhirnya juara di kontes. Kemudian ada yang menawar satu ekor ikan cupang tersebut hingga harga Rp 1 juta,” ujar Bagus.
Tidak hanya berlomba keindahan. Dalam kontes ikan cupang yang digelar di salah satu mall di pusat kota Jember itu, panitia juga menyelipkan pesan-pesan tentang protokol kesehatan.
"Kita ingin turut berperan untuk membantu mencegah penyebaran Covid-19 ini. Jadi di setiap jeda acara, kita selalu selipkan pesan untuk menjalankan protokol kesehatan. Tidak hanya saat kontes, di media sosial kita masing-masing maupun di Group Facebook tempat kita sesama penggemar ikan cupang berinteraksi, pesan-pesan itu selalu kita sampaika,” pungkas Bagus.