Jumat, 15 February 2019 15:45 UTC
jalan tol. Ilustrasi. Foto: dok.
JATIMNET.COM, Jakarta – Masyarakat Transportasi Indonesia mendesak pemerintah menurunkan tarif jalan tol Trans-Jawa.
Ketua Bidang Advokasi MTI Darmaningtyas mengatakan jika persoalan tarif dianggap penyebab sepinya pelintas jalan tol, pemerintah semestinya mengkaji ulang pengelolaannya.
"Kalau tarif turun, kemudian volume kendaraan pengguna lewat, kan hasilnya sama saja, jadi ini perlu pengelolaan tol yang baik," katanya, Jumat 15 Februari 2019.
BACA JUGA: Jokowi Resmikan 4 Ruas Jalan Tol di Jawa Timur
Pemerintah, ia mengatakan, semestinya menarik minat masyarakat untuk melintasi jalan tol. Salah satu caranya dengan menurunkan tarif. Perbandingannya, lebih baik jalan tol ramai pelintas dengan tarif yang lebih murah. Dari pada dengan jumlah total pendapatan yang sama, tapi pelintas jalan tol sepi.
"Jika pengguna ramai, kan biaya targetnya juga cepat balik daripada skema mahal tapi jarang atau sepi, paling tidak kan justru mendapatkan apresiasi nama baik," katanya.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti tarif jalan tol Trans-Jawa masih mahal, baik untuk kendaraan pribadi maupun angkutan barang atau truk.
BACA JUGA: Perkuat Pasokan BBM di Ruas Jalan Tol
"Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan tol Trans-Jawa masih tampak sepi, lengang. Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi.
Untuk itu, ia melanjutkan, usulan agar tarif jalan tol Trans-Jawa dievaluasi atau diturunkan pun menjadi rasional. "Masih sepinya jalan tol Trans-Jawa jelas dipicu oleh tarif tol yang mahal itu," katanya.
Ia menilai jalan tol Trans-Jawa juga terancam tidak akan menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, karena mayoritas angkutan truk tidak mau masuk. (ant)
