Minggu, 21 October 2018 14:47 UTC
Pebalap Honda Repsol Marc Marquez meluapkan ekspresinya setelah merebut seri ke-16 di Motegi Jepang sekaligus mengunci gelar juara dunia MotoGP kelimanya, Minggu 21 Oktober 2018. FOTO: Zimbio/Getty Images.
JATIMNET.COM, Motegi – Pebalap Repsol Honda Marc Marquez berhasil mengangkat trofi juara dunia MotoGP kelimanya usai memungkasi balapan seri ke-16 dengan kemenangan di sirkuit Motegi, Jepang Minggu 21 Oktober 2018.
Ini merupakan gelar ketiga secara beruntun sejak 2016, atau gelar kelima sejak naik dari kelas 250cc ke kelas premium tahun 2013.
BACA JUGA : Marc Marquez Kunci Gelar di Jepang
Dengan mengangkat lima gelar yang sudah disandang Baby Alien, julukannya, belum membuat pebalap asal Spanyol itu puas. Dikutip dari Crash.net, dia masih lapar gelar.
Di arena pacuan kuda besi itu baru dua pebalap yang memiliki gelar terbanyak, Valentino Rossi (7 gelar) dan Giacomo Agostini (8). Adapun legenda Honda lainnya, Mick Doohan juga merebut 5 gelar saat masih kelas 500cc dalam kurun lima tahun beruntun.
Dengan usia yang masih relatif muda (25), Marquez berpeluang menyejajarkan diri dengan Rossi maupun Agostini. Ambisi itu cukup beralasan, mengingat baru beberapa pebalap yang sanggup mengimbanginya dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA : Mick Doohan Ucapkan Selamat kepada Marquez
Terlebih tahun depan dia bakal mendapat rekan sesama Spanyol, Jorge Lorenzo yang memutuskan angkat kaki dari Ducati. Sejak bergabung dengan Ducati, Lorenzo terlihat kehilangan taringnya.
“Saya tidak pernah memikirkan rekor, karena setiap musim pasti berbeda. Dan saya masih memiliki sisa kontrak dua tahun dengan Honda, saya akan berusaha merebut gelar kembali,” urainya seperti dikutip Crash.net.
Marquez mengungkapkan di pra-musim bekerja untuk merebut gelar lain. Terlebih dia mengetahui bahwa tekanan di setiap musim akan selalu datang, seperti yang dirasakan pebalap papan atas lainnya.
“Jika Anda menyelesaikan kedua (tekanan dan pekerjaan), itu adalah musim yang baik. Selama saya tinggal di sini, saya akan mencoba untuk meningkatkan jumlah ini (gelar),” sambungnya.
Dia mengakui tidak terlalu risau dengan tekanan. Meskipun dia diminta untuk menuntaskan balapan di seri ke-16 saat didatangi President Honda Motor sebelum pemanasan yang memintanya merebut gelar. Gelar yang direngkuhnya ini merupakan jawabannya.
“Aku tahu itu sangat penting bagi Honda dan seluruh staff. Ketika saya mendapat tekanan, saya bekerja lebih baik. Saya menyukai tekanan,” pungkasnya.
Sementara itu BBC Sport melaporkan jika Marquez mengalami dislokasi di bahu saat melakukan victory lap. Dislokasi itu diduga setelah mendapat sambutan dan pelukan dari tim Honda maupun dari pebalap Inggris Scott Redding.
“Bahu itu? Untungnya dengan adrenalin itu tidak sakit, tapi saya harus berhati-hati untuk tidak berlebihan di lantai dansa,” jelas pebalap kelahiran 17 Februari 1993 itu.
Dia mengaku tidak mengetahui selebrasi yang dilakukan bersama tim maupun beberapa pebalap yang memberinya ucapan. Masalah dislokasi bahu itu diakui sudah beberapa kali dialami.