Minggu, 25 August 2019 10:48 UTC
SERANGAN RASISME. Penyerang MU menjadi sasaran serangan rasis di lini masa Twitter ketika timnya gagal memetik kemenangan saat menjamu Crystal Palace, Sabtu 24 Agustus 2019. Foto: Dailymail.co.uk/ Reuters,
JATIMNET.COM, Surabaya – Penyerang Manchester United (MU), Marcus Rashford menjadi sasaran pelecehan bernada rasis. Serangan itu dilontarkan warganet melalui Twitter saat MU kalah 1-2 dari Crystal Palace, di Stadion Old Trafford, Sabtu 24 Agustus 2019.
Ini merupakan serangan rasisme kedua yang diterima United dalam seminggu terakhir. Serangan rasis sebelumnya diarahkan pemain MU lainnya, Paul Pogba beberapa hari jelang laga melawan Crystal Palace.
Awal serangan rasisme kepada Rashford ketika tendangan penaltinya membentur tiang gawang. Saat itu MU tertinggal 0-1 dari tamunya berkat gol Jordan Ayew menit 32. Dalam beberapa detik, warganet menghujat Rashford dengan berbagai cacian di Twitter.
BACA JUGA: Serena Williams jadi Bahan Karikatur Rasis Media Australia
Manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer mengecam tindakan rasisme yang dialamatkan kepada anak didiknya. Dia menuding tindakan tersebut sangat kejam dan merusak sportivitas.
“Rasisme harus dihentikan. Saya kehilangan kata-kata untuk ini. Kami akan terus berkampanye karena banyak yang bersembunyi di balik identitas palsu,” terang Solksjaer selepas pertandingan, dikutip dari Dailymail.co.uk.
Setan Merah, julukan MU, telah mengeluarkan pernyataan dengan mengutuk semua ocehan di Twitter. Dalam hal ini Twitter berjanji bertemu dengan manajemen klub dalam upaya menghentikan peristiwa tersebut terulang.
BACA JUGA: Persekusi Mahasiswa Papua di Surabaya Dinilai Sebagai Kekerasan Rasial
“Ini masalah masyarakat dan membutuhkan respons yang lebih luas. Itu sebabnya kami mempertahankan dialog dengan PFA dan Kick It Out, serta berkomitmen bekerja sama mengatasi perilaku rasis yang kejam di seluruh industri,” lanjut Solksjaer.
Juru kampanye anti-diskriminasi, Kick It Out, juga mendesak tindakan tegas untuk setiap rasisme.
“Pelecehan rasis yang sangat keji masih berlanjut di media sosial. Masalah ini tidak akan hilang dan perlu tindakan tegas, itulah yang akan kami jelaskan ke Twitter saat kami bertemu,” bunyi pernyataan Kick It Out.