Logo

Marak Travel Transit, Okupansi Hotel di Bromo Turun 

Reporter:,Editor:

Selasa, 26 February 2019 09:59 UTC

Marak Travel Transit, Okupansi Hotel di Bromo Turun 

Salah satu hotel di kawasan obyek wisata Gunung Bromo, Sukapura, Kabupaten Probolinggo

JATIMNET.COM, Probolinggo – Maraknya pelaku jasa wisata yang menyediakan layanan perjalanan wisata hanya satu malam atau “Travel Transit”, membuat resah para pengusaha hotel yang ada di kawasan obyek wisata Gunung Bromo, Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

“Memang lebih murah karena tidak menginap di hotel,” kata Ketua Perhimpuan Hotel dan Restaurant Indonesia, Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin, Selasa 26 Februari 2019.

Menurutnya, perjalanan wisata satu malam  itu berdampak pada penurunan okupansi hotel  karena tanpa harus menginap di hotel.

BACA JUGA: Jalur Wisata Bromo Sepanjang 39 Kilometer Segera Diperbaiki 

Ia menambahkan, travel transit atau umum disebut juga Bromo night tour biayanya lebih murah, dari pada layanan jasa wisata yang menginap di hotel.

Untuk satu orang, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 190 ribu. Nominal tersebut, sudah termasuk biaya makan, tiket masuk wisata, dan jeep.

“Lebih murah memang, karena tidak ada biaya menginap di hotel. Tapi kalau seperti ini, dampaknya ke hunian hotel, bisa-bisa sepi pengunjung,”ungkapnya.

BACA JUGA: Di Bromo, Kemenpar Bangun Destinasi 'Negeri Di Atas Awan' 

Digdoyo mengatakan, dampaknya sangat terasa bagi pengusaha hotel yang ada di sekitar Gunung Bromo. Utamanya saat low season seperti saat ini, dimana tingkat hunian menurun sampai 60 persen.

“Harapan saya, ada solusi terbaik lah dari instansi pemerintah terkait maraknya travel transit ini,” pungkasnya.

Ia menyebut, rata-rata penyedia layanan perjalanan wisata satu malam berasal dari luar daerah. Di antaranya, travel asal Jogja, Malang dan Banyuwangi.