Selasa, 03 November 2020 05:40 UTC
KIOJAY. Mangga Kiojay di Ponorogo dengan bobot mencapai dua kilogram. Foto: Gayuh/Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Dadang Hardiwan menyebut tekanan daya beli masyarakat di Bulan Oktober masih cukup kuat. Pihaknya mencatat bulan ini terjadi deflasi sebesar 0,02 persen.
Angkutan udara dan mangga menjadi komoditas yang menyumbang deflasi. Dadang mengatakan, presentasi perubahan terhadap angkutan udara turun sebesar 3,56 persen dengan andil 0,04 persen. Sedangkan mangga cukup tinggi, perubahannya penurunan harga mencapai 35,12 persen dengan andil deflasi 0,03 persen.
"Mangga yang saat ini kita tahu bersama sedang musim panen mempunya persentasi penurunan harga dengan andil nomor dua," ujar Dadang, Senin 2 Oktober 2020.
Selain dua itu, kelompok yang juga memiliki andil deflasi yakni emas perhiasan. Dadang menyampaikan komoditas ini memiliki perubahan harga hingga 2,10 persen dengan andil deflasi 0,03 persen.
BACA JUGA: Deflasi Jatim Capai 0,15 Persen
Sementara, menurut indeks kelompok pengeluaran, pengaruh deflasi disebabkan oleh makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,17 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen; lalu kelompok transportasi sebesar 0,21 persen.
Kemudian kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen.
Pun demikian, masih ada juga kelompok pengeluaran yang juga alami inflasi. Yakni kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,52 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen; serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,45 persen.
BACA JUGA: Tiket Pesawat Sumbang Deflasi di Jatim
"Berdasarkan catatan tersebut, tingkat inflasi tahun kalender Jatim hingga Oktober 2020 sebesar 0,72 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2020 terhadap Oktober 2019) sebesar 1,39 persen," tegasnya.
Berdasarkan penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur sepanjang Oktober 2020, kata dia, ada empat kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi yaitu Probolinggo sebesar 0,15 persen, diikuti Madiun sebesar 0,11 persen, Banyuwangi sebesar 0,07 persen, dan Jember sebesar 0,01 persen.
"Sedangkan kota yang mengalami deflasi yaitu Sumenep sebesar 0,07 persen, kemudian diikuti Malang sebesar 0,06 persen, Kediri sebesar 0,05 persen, dan Surabaya sebesar 0,02 persen," tandasnya.
