Jumat, 05 July 2019 14:46 UTC
SEMINAR. Prof Dr Mahfud MD saat menjadi pembicara dalam seminar nasional di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jumat 5 Juli 2019. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Prof Dr Mahfud MD menyatakan, rekonsiliasi politik pasca pelaksanaan Pemilu 2019 adalah keniscayaan pasca penyelenggaraan Pemilu 2019, dan selesainya sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi.
Menurutnya, rekonsiliasi bukan berarti bergabung akan tetapi kembali ke posisi masing-masing, tujuannya menyelamatkan negara berdasarkan konstitusi.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahfud MD, usai mengisi Seminar Nasional “Islam Wasathiyah, Pancasila, dan Ekonomi Syariah”, di Aula MA Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jum’at 5 Juli 2019.
BACA JUGA: Pasca Putusan MK, Pengamat Dorong Jokowi Lakukan Rekonsiliasi Kultural
“Intinya yang mau oposisi di DPR silakan, dan yang mau bergabung itu tidak ada larangan, dan tidak ada perintah juga. Tapi kalau rekonsiliasi itu ada perintahnya, yakni sesudah pemilu kita harus bersatu,” ujar Mahfud MD.
Ia berharap para tokoh ikut terlibat mendorong terjadinya rekonsiliasi dua kubu pasca gelaran Pemilihan Umum Presiden tahun 2019.
“Sekarang sebenarnya rekonsiliasi tengah berproses, contohnya yang keras-keras saat ini jumlahnya tinggal sedikit. Lebih banyak ramai di medsos dari pada aslinya, namun secara fisik sudah terlihat mulai berdekatan. Termasuk Pak Prabowo dan Jokowi, serta timnya yang terlihat sudah saling berdekatan,” katanya.
Menurut Mahfud MD, tidak ada pilihan lain selain melakukan rekonsiliasi. Sebab, ketika MK sudah memutuskan, semua pihak harus mengikuti keputusan yang ditetapkan dan perbedaan harus diakhiri.
BACA JUGA: Pesan Warga NU Surabaya pada Jokowi-Ma'ruf Pasca Putusan MK
Pernyataan serupa juga disampaikan Kepala Yayasan Ponpes Nurul Jadid, KH Abd Hamid Wahid. Ia mengajak masyarakat saling tenggang rasa dan toleransi. Menurutnya proses pemilihan umum sudah selesai dan harus disepakati bersama hasilnya.
Ke depan, kata KH Abd Hamid, yang harus dipikirkan adalah bagaimana membangun bangsa yang bisa bersaing dan semakin maju.
“Saya kira sistem yang sudah terbentuk kita junjung bersama-sama, karena ciri masyarakat beradab itu adalah taat. Tentu yang menang tidak ‘Takes All” , harus ada tenggang rasa juga, tidak boleh ada saling mencaci, saling menjaga lah,” ujarnya.