Kamis, 13 December 2018 10:23 UTC
Ilustrator: GIlas Audi
JATIMNET.COM, Bangkalan – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud M.D menceritakan penglaman unik selama menjadi pejabat negara. Pria kelahiran Sampang, Madura itu mengaku memiliki empat kartu tanda penduduk (KTP).
Empat KTP yang dimiliki, tiga diantaranya beralamat di Jakarta dan sisanya beralamat Yogyakarta. KTP beralamat Jakarta saat pertama kali diangkat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2000 – 2001. Berikutnya dua KTP beralamat di Jakarta saat dia menjabat Ketua MK 2008-2013 dan anggota DPR RI tahun 2004 – 2008.
“KTP itu tidak saya minta, tapi langsung dibuatkan, ya saya terima,” kata Mahfud saat berbicara di depan ratusan civitas akademika Pesantren Alhikam, Kamis 13 November 2018.
Dijumpai di sela mendampingi Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X yang melakukan kunjungan ke Universitas Trunojoyo dan Pondok Pesantren Alhikam Bangkalan, Mahfud mengaku harus memilih salah satu.
Sebab pemerintah mulai memberlakukan KTP elektronik dan mewajibkan setiap warga memilih salah satu alamat. Tanpa ragu, pria kelahiran Sampang 13 Mei 1957 itu lebih memilih Yogyakarta.Sedangkan tiga KTP beralamat di Jakarta minta untuk dihapus.
BACA JUGA: Mahfud MD Anggap Penegakan Hukum Di Indonesia Amburadul
“KTP lainnya saya minta dihapus. Bahkan mobil saya yang bernomor polisi Jakarta, langsung saya mutasi ke Yogyakarta,” tutur dia.
Kenapa Mahfud MD begitu mencintai Yogyakarta? Ternyata tidak semata pernah menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Alasan lain adalah karena Yogyakarta bisa dijuluki sebagai Kota Perjuangan, Kota Pelajar, Kota Budaya hingga kota Demokrasi.
Yogyakarta di mata Mahfud disebut kota Perjuangan karena punya sejarah yang kental dengan kemerdekaan Indonesia. Di awal-awal kemerdekaan, Soekarno pernah sembunyi selama empat tahun di Kota Gudeg itu.
Bahkan ketika Indonesia mengalami krisis keuangan, Raja Yogyakarta saat itu Sultan Hamengkubuwono IX menyumbang semua harta kerajaan kepada Soekarno untuk menyelamatkan NKRI dari krisis.
Disebut sebagai Kota Pelajar, sebab Yogyakarta menjadi impian bagi banyak pemuda. Bahkan UGM, adalah universitas negeri tertua di Indonesia. “Sejak masih sekolah, saya sudah bercita cita kuliah di Yogyakarta,” kenang dia.
BACA JUGA: Mahfud MD: Golput Menguntungkan Penjahat
Selain itu, sejumlah tokoh nasional dan tokoh demokrasi banyak yang lahir atau pernah menimba ilmu seperti Amien Rais, Megawati, BJ Habibie, Akbar Tanjung, Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Presiden RI ketujuh Joko Widodo.
Sebab itu, Mahfud menilai tidak benar jika ada yang beranggapan Yogyakarta tidak demokratis, karena sistem pemerintahan yang semi monarki. Faktanya, Yogyakarta saat ini adalah daerah dengan indeks demokrasi tertinggi di Indonesia.
"Yang membuat saya betah di Yogyakarta karena orang-orangnya berbudaya. Bila ada masalah, selalu diselesaikan dengan jalan damai. Tanpa caci maki, apalagi kekerasan," kenangnya.
Karena keramahan penduduknya, Yogyakarta meraih predikat sebagai daerah dengan angka harapan hidup tertinggi di Indonesia dengan nilai lebih dari 73 persen.
“Harapan hidup tertinggi karena masyarakatnya tidak suka keributan. Kalau tidak ribut hati tenang, kalau hati tenang, umur bisa lebih panjang,” pungkasnya.