Logo

Mahfud MD: Golput Menguntungkan Penjahat

Reporter:

Senin, 17 September 2018 07:05 UTC

Mahfud MD: Golput Menguntungkan Penjahat

Seminar #2019PilpresCeria menghadirkan Mahfud MD (berbatik), Ustadz Yusuf Mansyur dan Faisal Basri di Garden Palace Hotel. Foto : Nani Mashita

JATIMNET.COM, Surabaya – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengajak masyarakat untuk tidak jadi golput karena menguntungkan malah penjahat.

“Golput menguntungkan penjahat. Jadi jangan golput,” kata Mahfud dalam seminar bertajuk #2019PilpresCeria di Surabaya, Senin 17 September 2018.

Menurutnya, kandidat calon presiden yang ada saat ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mahfud yang pernah dikabarkan jadi cawapres Joko Widodo itu mengatakan, salah satunya tetap harus dipilih demi keberlangsungan negara.

“Mahfud MD tidak ada artinya, Jokowi tidak ada artinya,” katanya.

Mahfud menyebutkan kalaupun ada gerakan bertagar, belum tentu sebagai bentuk makar. Dikatakannya semua pihak harus bersatu karena yang dipertaruhkan adalah Indonesia sebagai negara sekaligus bangsa. “Jangan sampai berantakan karena pemilu lima tahun, lalu pecah,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengajak supaya para pendukung cerdas menyikapi Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Dia mengatakan agar masyarakat tidak menghabiskan waktu untuk saling mencaci maki. “Padahal caci maki menimbulkan permusuhan, dan itu lama, padahal kita milih pemimpin itu lima tahun sekali. Jadi mari kita pilih pemimpin dengan ceria,” ujarnya.

Sekadar diketahui, Indonesia telah menyelenggarakan pemiihan presiden secara langsung sejak reformasi. Selama tiga kali pemilihan, angka golput terus meningkat. Dari data KPU, tercatat angka golput saat pemilihan presiden pada 2004 putaran pertama sebesar 21,8 persen dan meningkat menjadi 23,4 persen di putaran kedua. Pada pemilihan presiden 2009, angka golput naik lagi menjadi 28,30 persen. Pilpres 2014 angka golput juga naik menjadi 29,01 persen.